Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Masih Inginkah Kita Membuat PLTN (Nuklir) ?

Menurut Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, Setiyanto, Indonesia memang sudah

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-in Masih Inginkah Kita Membuat PLTN (Nuklir) ?
NHK
Tanda berwarna kuning menunjukkan lokasi kebocoran pada Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima yang terjadi pada Sabtu (6/4/2013). 

Richard Susilo*)

TRIBUNNEWS.COM - Menurut Kepala Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir BATAN, Setiyanto, Indonesia memang sudah sepakat bahwa nuklir bukan untuk pembuatan persenjataan dan sejenisnya. Lalu meminta masyarakat agar mengerti pentingnya pembangunan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir) bagi Indonesia saat ini. Bahkan menekankan di antara Amerika, Rusia, China dan India, hanya Indonesia yang belum pakai PLTN.

Mungkin perlu diteliti apa latar belakang Kepala Batan berkomentar demikian. Lepas dari hal tersebut dan lepas dari pro maupun kontra penggunaan PLTN di Indonesia, ada baiknya kita melihat Jepang, kenyataan yang ada hingga saat ini. Setidaknya sampai dengan Oktober ini apa yang telah terjadi dengan bencana meledaknya PLTN di Fukushima sejak 11 Maret 2013 saat bencana alam di sana itu.

Kita ketahui Jepang adalah negara maju,  Gross Domestic Product (GDP)  Jepang per 31 Desember 2012 sebesar 5960 miliar dolar AS atau 9,61 persen dari perekonomian dunia. Uang yang ada di bawah bantal, ada di masyarakat Jepang saat ini sedikitnya 14 triliun dollar AS, setiap saat bisa diaktifkan dengan sempurna untuk menggerakkan perekonomian Negeri Sakura tersebut.

Ada 50 reaktor nuklir di Jepang dan semakin sedikit yang aktif. Sementara pasokan listrik dari 30 persen akan dinaikkan menjadi sekitar 40 persen dari PLTN. Meskipun demikian kelompok anti-nuklir masyarakat Jepang semakin kuat dari hari ke hari.

Terakhir unjuk rasa terbesar tanggal 14 September 2013, sehari sebelum reactor No. 4 PLTN Oi yang ada di Fukui perfektur direncanakan ditutup untuk inspeksi. Sebanyak 9.000 pengunjuk rasa berkumpul di Taman Kameido Chuo yang kemudian bergerak ke JR Kinshicho Station serta juga ke menara tertinggi di Jepang terbaru, Tokyo Skytree.  Mereka minta nuklir dihapuskan dari bumi Sakura ini.

Kegiatan rutin setiap Jumat sore, setiap minggu dekat Kantor PM Jepang di Kasumigaseki-Nagatacho Tokyo juga selalu muncul pengunjuk rasa agar menghentikan nuklir di Jepang.

Berita Rekomendasi

Perasaan kuat masyarakat Jepang untuk menghentikan nuklir bukan tanpa alasan. Operator PLTN Fukushima, Tepco,  di mana reaktor nya meledak setelah gempa bumi 11 Maret 2011, jelas-jelas banyak berbohong kepada masyarakat mengenai berbagai hal dan akhirnya terungkap pers Jepang besar-besaran.

Sejak saat itulah masyakarat Jepang semakin tidak percaya dengan para Operator PLTN di Jepang. Bahkan sampai saat ini pun.

Bisa dibayangkan, saat itu hanya 50 orang termasuk anggota mafia Jepang – Yakuza – membantu menjinakkan reaktor dan kebocoran nuklir di Fukushima, sehingga mereka kini dijuluki Pahlawan 50 oleh masyarakat Jepang. Pekerja yang lain kabur semua menyelamatkan diri setelah ledakan dan kebocoran nuklir tersebut.

Laporan WHO 2013 memprediksi bahwa ada risiko 70 persen lebih tinggi terkena kanker tiroid untuk anak perempuan terpapar sebagai bayi di daerah yang paling terkontaminasi , risiko 7 persen lebih tinggi dari leukemia pada pria terkena sebagai bayi di daerah yang paling terkontaminasi , risiko 6 persen lebih tinggi dari kanker payudara pada wanita terkena sebagai bayi di daerah yang paling terkontaminasi , tetapi hanya risiko 4 persen lebih tinggi , secara keseluruhan , mengembangkan kanker solid untuk wanita .

Sebuah program skrining menemukan bahwa lebih dari sepertiga ( 36 persen ) dari anak-anak di Prefektur Fukushima memiliki pertumbuhan abnormal dalam kelenjar tiroid mereka tetapi ini tidak dikaitkan dengan efek radiasi. Pada Agustus 2013 , telah ada lebih dari 40 anak yang baru didiagnosa menderita kanker tiroid dan kanker lainnya di prefektur Fukushima secara keseluruhan.

Pada tanggal 5 Juli 2012, Diet Nasional Jepang menunjuk  Komisi Independen Investigasi Kecelakaan Nuklir Fukushima (NAIIC) menyampaikan laporan penyelidikan. Hasilnya,  bencana nuklir adalah " buatan manusia " , bahwa penyebab langsung kecelakaan semua mendatang sebelum 11 Maret 2011. Hasil lain, PLTN Fukushima tak mampu mampu menahan gempa bumi dan tsunami.

TEPCO , badan pengawas (NISA dan NSC) dan kementerian ekononomi industri dan perdagangan Jepang (METI), semua gagal mengembangkan sistem keselamatan yang paling dasar, seperti  kemungkinan kerusakan, jaminan persiapan diri atas bencana, dan pengembangan rencana evakuasi bagi masyarakat.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas