Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Surat Terbuka Abdee Slank Dkk untuk Pemimpin Asia Afrika
Dari tahun ke tahun, banjir narkoba ini sulit dikendalikan, dan belakangan wabah “obat Setan” ini malah semakin menjadi-jadi Negara di Asia dan Afrika
Editor: Gusti Sawabi
Salam….
Penyalahgunaan narkoba di sekitar kita semakin hari kian mencemaskan. Dari tahun ke tahun, banjir narkoba ini sulit dikendalikan, dan belakangan wabah “obat Setan” ini malah semakin menjadi-jadi Negara di Asia dan Afrika.
Penyalahgunaan narkoba telah menjadi ancaman global. The World Drug Report 2014 yang diterbitkan Kantor PBB Urusan Narkoba dan Kejahatan (UNODC) telah mewanti-wanti bahwa bahwa di belakang bisnis haram narkoba tersebut ada kekuatan organisasi kriminal transnasional.
Organisasi haram ini terus berkembang seperti jaringan kanker dan terus meracik narkoba-narkoba jenis baru berbasis bahan metafetamin dan psiotropika, seraya melebarkan pasar. Beberapa fakta yang menyedihkan dicatat oleh UNODC, antara lain :
Muncul produksi gelap metafetamin (shabu) di Afrika Barat dan Tengah, dan Asia Barat Daya. Asia Timur telah menjadi pasar yang besar bagi metafetamin. Barang haram tersebut sebagian dari berasal dari dalam kawasan setempat, sebagian lagi dari Afrika Barat dan Timur, dan Asia Barat Daya.
Tempat-tempat rehabilitasi pengguna amfetamin (ATS), seperti ekstasi dan metafetamin, terus tumbuh di Kawasan Asia dan Oceania, yang mengindikasikan jumlah pecandu yang terus meningkat.
Penanaman illegal kanabis (ganja) semakin merajalela di Kawasan Asia dan Afrika. Situasi ini membuat Negara-negara Afrika harus mengeluarkan perhatian ekstra untuk merehabilisasi para pecandunya.
Afrika Timur telah menjadi transit bagi pergadangan gelap heroin dengan tujuan Eropa, bersamaan dengan itu heroin juga diperdagang kan secara illegal ke Asia Tenggara dan Asia Timur.
Rehabilitasi pecandu heroin telah menjadi keprihatinan utama di Asia secara keseluruhan, sementara itu bagian Selatan dari Afrika menyaksikan peningkatan rehabilitasi bagi pecandu heroin.
Situasi makin memprihatinkan. Organisasi kriminal transnasional Bandar narkoba itu terus merajalela. Ini menjadi keprihatinan itu kami seniman Indonesia. Atas dasar keprihatinan itulah kami mengirimkan surat himbauan dan harapan kepada pemimpin pemimpin Negara dan delegasi Konfrensi Asia Afrika (KAA) ke-60 di Bandung, agar menjadikan issue narkoba sebagai agenda penting dan mendesak, dalam pertemuan yang bersejarah itu.
Salah satu seniman penggagas surat permohonan dan harapan Abdee Negara Slank mengatakan:
“Peringatan konferensi asia dan afrika ke 60 menjadi momentum penting untuk membicarakan masalah penyalahgunaan narkoba. Dengan berkumpulnya pemimpin Negara asia dan afrika diharapkan tak hanya membahas masalah masalah kerjasama di bidang ekonomi, politik maupun ancaman terorisme. Tapi juga seharusnya membahas permasalahan narkoba yang menjadi masalah besar di asia dan afrika. Solusi masalah narkoba seharusnya menjadi salah satu point Bandung Message”
Secara tulus kami berharap kepada Pemimpin dan Kepala Negara peserta KAA 2015, agar dalam "Bandung Message" ini dinyatakan tekad dan komitmen bersama untuk memerangi narkoba di kawasan Asia-Afrika. Tekad itu, dalam harapan kami, segera diikuti dengan aksi-aksi konkrit pemberantasan Narkoba.
Abdee Slank