Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Drakula Anggaran Incar APBN 2016
Level perampokan anggaran oleh para oligarki politik yang membajak institusi negara saat ini bila dianalogikan dengan bencana alam
Editor: Rachmat Hidayat
Oleh: Salamuddin Daeng (Ekonom AEPI Jakarta)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Level perampokan anggaran oleh para oligarki politik yang membajak institusi negara saat ini bila dianalogikan dengan bencana alam bukan lagi di level waspada, namun sudah memasuki level awas. RAPBN 2016 sedang diincar dan dimangsa oleh drakula politik.
Setelah sumber daya alam dimangsa habis oleh para drakula politik yang berkuasa di negeri ini, yang menyisahkan kerusakan lingkungan, kebakaran hutan, asap, kekeringan, kini satu satunya sumber yang mau dilahap adalah Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara (APBN).
Melalui berbagai skema ribuan proyek infrastruktur, penyertaan modal ke BUMN, penyertaan modal ke lembaga keuangan international, seperti AIIB dan World Bank, untuk tujuan untuk melipatgandakan hutang.
Di tengah kejatuhan harga komoditas seperti sawit, batubara, minyak, dan sumber daya alam lainnya, para taipan, saudagar, yang di-backup oleh para marsose, bodyguard politik dan intelektual.
Semakin kelaparan dan kehausan, semakin ganas dan haus darah segar. Darah paling segar itu adalah APBN.
Itulah mengapa RAPBN 2016 sangat ambisius, naik dari target APBNP 2015. Padahal APBNP sebelumnya tersebut tidak mencapai target. Ini jelas tidak waras bagaikan pungguh merindukan bulan.
Ambisi ini akan dicapai dengan mencekik rakyat dengan pajak berlipatganda, cukai yg selangit, dan berbagai pungutan yang mencekik leher.
Tidak hanya itu, drakula politik akan menjual negara kepada asing dengan mengemis utang luar negeri, menjual BUMN dan menjadikan APBN sebagai proyek bersama antara para taipan, saudagar, yang menguasai negeri bersama sama dengan modal asing.
Negara yang dipimpin oleh Presiden yang lemah, dengan sistem politik yang amburadul telah, telah dimanfaatkan oleh para drakula politik.
Yang habitanya tidak punya nurani terhadap penderitaan rakyat, miskin, menganggur dan menderita berbagai penyakit akibat bencana pembakaran lahan dan asap.