Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
LBH Jakarta Tolak Undangan Presiden Peringati Hari HAM
Menyikapi undangan ini, Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa menyatakan menolak untuk menghadiri undangan tersebut.
Oleh : LBH Jakarta
TRIBUNNERS - Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia dan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia menyelenggarakan peringatan hari Hak Asasi Manusia ke-67 pada hari ini di Istana Negara.
LBH Jakarta menjadi salah satu Lembaga yang diundang untuk menghadiri acara tersebut. Menyikapi undangan ini, Direktur LBH Jakarta, Alghiffari Aqsa menyatakan menolak untuk menghadiri undangan tersebut.
“Kami sudah memperingati hari HAM kemarin pada tanggal 10 Desember bersama dengan korban-korban pelanggaran HAM di depan Istana, namun justru kami diusir oleh aparat Kepolisian," ujarnya
Alghif menjelaskan bahwa LBH Jakarta selaku lembaga yang akan terus setia berada disamping korban pelanggaran HAM dalam situasi dan kondisi apapun merasa untuk tidak perlu dan tidak pantas untuk menghadiri undangan dari Presiden karena pada prinsipnya Presiden sudah tidak mau mendengarkan suara korban dan menunjukkan ketidaksungguhan untuk memenuhi hak asasi warga Negara.
Pengacara Publik LBH Jakarta, Ichsan Zikry, yang tergabung dalam Koalisi Peringatan Hari HAM juga mengungkapkan kekecewaannya atas sikap Presiden.
“Sudah 423 kali aksi diam Kamisan digelar didepan istana, dan hampir 9 tahun lamanya kami menyuarakan pelanggaran HAM didepan Istana, tidak sekalipun presiden mendengarkan suara korban. Kini bahkan situasinya
memburuk karena kemarin saat peringatan hari HAM kami terus dipaksa menjauh dari seberang istana tempat kami biasa melakukan aksi Kamisan."
Ichsan berpendapat bahwa menjauhkan aksi Kamisan dari Istana adalah simbol bahwa Negara menginginkan suara para korban semakin jauh dan akhirnya tidak terdengar.
Alghif mengaku telah menyampaikan surat kepada Presiden terkait penolakan untuk hadir dalam peringatan hari HAM di Istana Negara.
“Kami menyarankan kepada Presiden untuk membuka telinga dan mendengar suara korban untuk merefleksikan apakah warganya telah terpenuhi hak asasinya, bukan hanya sekedar menggelar acara seremonial belaka yang
tidak memberi dampak kepada korban.”
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.