Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

HTI Jember : Peran Ibu Terjaga dalam Sistem Ekonomi Islam

Dalam Islam, peran keibuan akan terjaga dengan penerapan sistem ekonomi Islam, sistem sosial Islam dan media massa yang Islami.

zoom-in HTI Jember : Peran Ibu Terjaga dalam Sistem Ekonomi Islam
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Sejumlah muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) melakukan aksi unjuk rasa menolak kontes kecantikan Puteri Indonesia 2015 di depan Kemenkum HAM, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (20/2/2015). Mereka menolak penyelenggaraan kontes Putri Indonesia 2015 yang disinyalir merupakan simbol eksploitasi tubuh perempuan dan perendahan martabat perempuan. WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA 

Ditulis oleh : Faiqoh Himmah

TRIBUNNERS - Sekitar 500 ibu dan tokoh muslimah dari berbagai kalangan menghadiri Kongres Ibu Nusantara yang diselenggarakan oleh Muslimah HTI Jember di aula PB Sudirman, Pemerintah Kabupaten Jember, Minggu (20/12/2015).

Kongres bertajuk Negara Perisai Hakiki bagi Ibu dan Anak ini menghadirkan 3 pembicara, salah satunya Faizah Majid dari DPP MHTI.

Dalam materinya, Faizah mengatakan bahwa saat ini telah terjadi pengalihan peran dan fungsi ibu.

"Perempuan saat ini digiring menjadi objek sekaligus subjek ekonomi. Dampaknya, peran ibu terpinggirkan. Dampak lanjut adalah terbengkalainya penjagaan dan pendidikan terhdap generasi. Jutaan anak Indonesia mengalami kekerasan,” paparnya.

Faizah mengkritik kebijakan-kebijakan pemerintah yang meratifikasi berbagai konvensi internasional tentang perempuan.

Menurutnya, berbagai konvensi internasional itu sarat muatan gender dan bagian agenda Barat untuk menghancurkan para perempuan dan ibu.

Berita Rekomendasi

Ide gender yang mendorong perempuan berduyun-duyun ke sektor publik dengan motif ekonomi justru semakin meningkatkan angka kekerasan terhadap perempuan.

"Seharusnya, negara-lah yang wajib menyejahterakan rakyat, termasuk perempuan dan ibu. Dengan penerapan sistem politik dan ekonomi Islam hal ini sangat mungkin terwujud. Bukan dengan sistem kapitalis yang diadopsi negara saat ini,” tuturnya.

Sementara itu, materi kedua membahas peran media massa yang belum berpihak pada perlindungan ibu dan anak.

Media dinilai sangat minim dalam mengedukasi masyarakat dan lebih menonjolkan aspek hiburan dan bisnis.

Mengutip pernyataan Ashadi Siregar, media saat ini berorientasi pada 3k yakni konflik, kantong (uang), dan kelamin.

Konten pornografi dan kekerasan pada media dinilai menjadi salah satu penyebab maraknya kekerasan pada anak.

Bahkan tak jarang anak menjadi pelaku kekerasan pada usia sebayanya. Kondisi ini mengancam masa depan bangsa. Negara dianggap lemah dalam mengatasi hal ini, karena dalam demokrasi kebebasan berekspresi dan kebebasan media justru harus dijamin.

Kongres ini memberikan catatan penting yakni peran keibuan adalah peran strategis yang harus dijaga oleh negara.

“Dalam Islam, peran keibuan akan terjaga dengan penerapan sistem ekonomi Islam, sistem sosial Islam dan media massa yang Islami. Dan itu hanya akan terwujud dalam Khilafah bukan demokrasi-kapitalis,” kata Faizah.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas