Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tindakan Jokowi Borong Burung Beri Contoh Buruk
Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group menyesalkan tindakan Presiden Joko Widodo memborong burung di Pasar Pramuka, Jakarta.
Ditulis oleh : Marison Guciano
TRIBUNNERS - Organisasi Non Pemerintah Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group menyesalkan tindakan Presiden Joko Widodo memborong burung di Pasar Pramuka, Jakarta untuk kemudian dilepaskannya lagi.
Dalam akun facebooknya, Presiden Jokowi mengunggah foto dirinya melepaskan sejumlah burung yang dibelinya di Pasar Pramuka pada Sabtu (02/1/2015).
Menurut Direktur Scorpion, Gunung Gea, tindakan Jokowi yang dimaksudkan untuk menjaga ekosistem dengan cara memborong burung di Pasar Pramuka merupakan cara yang keliru.
Gunung menjelaskan, hampir semua burung di Pasar Pramuka diperdagangkan secara ilegal karena diambil langsung dari habitatnya di alam liar.
"Cara Jokowi itu justeru menegaskan tidak adanya upaya penegakan hukum terhadap perlindungan satwa liar,” katanya.
Ia menilai, jika Jokowi ingin menjaga ekosistem, seharusnya ia memerintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk mengendalikan pengambilan burung dari alam.
"Meskipun burung yang dibeli tidak dilindungi, tetapi pengambilan satwa satwa liar di Pasar Pramuka dilakukan tanpa izin,” katanya.
Dijelaskan Gunung, Pasar Pramuka adalah salah satu pasar satwa terbesar yang banyak memperdagangkan satwa liar secara ilegal.
Ia mencotohkan peristiwa baru baru ini ketika petugas BKSDA Jawa Timur berhasil menyita 2400 burung yang diambil secara ilegal dari Kalimantan Timur dan hendak dikirim ke Pasar Pramuka di Jakarta.
Sementara itu Investigator Senior Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group, Marison Guciano mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya memberi perhatian terhadap perdagangan ilegal satwa liar yang semakin mengkhawatirkan dengan cara menutup pasar pasar satwa liar.
Marison mengkhawatirkan langkah Jokowi yang memborong burung di Pasar Pramuka akan menjadi tren dan diikuti masyarakat. “Itu akan sangat berbahaya karena malah mendorong pengambilan burung dari alam liar secara besar besaran akibat permintaan yang kian meningkat,” tuturnya.
Menurut Marison, lebih dari 20.000 burung liar diperjualbelikan secara ilegal dengan terbuka setiap saat di Jakarta.
Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan karena populasi liar tidak akan dapat bereproduksi secara cepat untuk menggantikan burung-burung tersebut.
Scorpion secara rutin melakukan pemantauan perdagangan satwa liar di pasar-pasar satwa. Dari sana diketahui bahwa hampir semua satwa liar diperdagangkan secara ilegal karena diambil langsung dari habitatnya di alam liar.
Beberapa jenis dari satwa itu termasuk spesies yang dilindungi, seperti elang tikus, elang ular bido, berang berang, Serak Jawa, dan lain lainnya,