Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Argumentasi Penolak Reklamasi Terkesan Berlebihan

Sebagai Ibukota Negara, DKI Jakarta tentunya harus membuka diri dengan kemajuan pembangunan, termasuk melakukan revitalisasi Teluk Jakarta dengan kegi

zoom-in Argumentasi Penolak Reklamasi Terkesan Berlebihan
KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Proyek reklamasi Teluk Jakarta terus berlangsung dan mulai membentuk pulau buatan, Kamis (28/8/2014). Proyek reklamasi dengan rencana membentuk 17 pulau buatan dilakukan untuk membangun kawasan permukiman dan perkantoran yang terintegrasi. Reklamasi dianggap solusi mengatasi keterbatasan lahan di daratan, meskipun ada kekhawatiran juga dapat merusak lingkungan. Kompas/Iwan Setiyawan 

Ditulis oleh : Malasari

TRIBUNNERS - Menyimak argumentasi penolak reklamasi yang disampaikan di media terkesan berlebihan, dan cenderung dipaksakan. Kesan yang dapat disimpulkan dari para penolak reklamasi cenderung menutup diri atas penjelasan yang pernah disampaikan oleh pihak Pemerintah DKI Jakarta tentang urgensi pelaksanaan reklamasi untuk pembangunan.

Ada yang mengatakan, dengan pelaksanaan reklamasi 17 pulau di Teluk Jakarta akan menyebabkan banjir, pulau yang ada akan hilang, nelayan kehilangan mata pencarian, merusak biota laut, dan berbagai argumentasi lainnya yang cenderung dipaksakan.

Jika menyimak urgensi reklamasi yang telah dipersiapkan oleh Pemrov DKI jauh sebelum Gubernur Basuki Tjahaja Purnama saat ini, tergambar dengan jelas bahwa reklamasi merupakan kebutuhan untuk kelanjutan pembangunan di DKI Jakarta yang sekaligus merupakan ibukota negara.

Sebagai Ibukota Negara, DKI Jakarta tentunya harus membuka diri dengan kemajuan pembangunan, termasuk melakukan revitalisasi Teluk Jakarta dengan kegiatan reklamasi.

Kekhawatiran yang disampaikan oleh berbagai pihak tentang dampak negatif dari pelaksanaan reklamasi justru sudah diantisipasi oleh pihak Pemrov DKI.

Diantaranya dengan penataan pulau-pulau hasil reklamasi tersebut dengan baik.

Berita Rekomendasi

Selain itu adalah membuat kanal diantara pulau satu dengan pulau yang lainnya, dan membuat jarak pulau dari bibir pantai sejauh tiga ratus meter.

Dengan begini, aliran air dari daratan tidak mengalami penyumbatan dan dapat mengalir bebas seperti biasanya kelaut.

Kehadiran pulau buatan yang dibangun garis pantai utara Jakarta itu tidak akan mempengaruhi bentangan laut yang memang menyatu dengan hamparan laut lepas di samudra pasifik.

Selain itu, juga dapat dipastikan daratan baru hasil reklamasi tersebut tidak akan menimbulkan air laut naik kepermukaan, seperti yang selama ini digosipkan sekelompok masyarakat yang khawatir reklamasi tersebut hanya akan memperparah terjadinya banjir di ibukota.

Begitu juga kekhawatiran akan sulitnya mencari ikan, karena justru dengan adanya kanal yang dibangun diatara pulau buatan itu justru akan mempermudah para nelayan melaut lebih jauh untuk menghasilkan tangkapan ikan yang lebih banyak dan besar-besar.

Sebab seperti yang kita ketahui, kondisi perairan laut di pesisir pantai utara Jakarta saat ini sudah semakin tercemar dan tidak teratasi dengan akibat banyaknya buangan limbah industri, pabrik dan limbah domestik yang bermuara ke laut Jakarta.

Hal itulah yang menyebabkan berkurangnya hasil tangkapan para nelayan di pantai utara Jakarta.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas