Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Pak Jokowi-JK, Selamat Mengawali Tahun 'Gaduh' Bekerja
Budaya kerja cepat tentu harus juga disertai dengan budaya kerja cerdas
Editor: Hendra Gunawan
Tulisan Tribunner M. Arief Rosyid Hasan *)
JAKARTA -- Dalam sidang kabinet paripurna pertama tahun 2016 oleh Presiden Jokowi ditekankan slogan Percepatan Kerja sebagai pengganti Ayo Kerja. Seperti slogan sebelumnya tentu kita tidak berharap cuma menjadi lipservice, tapi ada hal yang terukur dari komitmen tersebut.
Budaya kerja cepat tentu harus juga disertai dengan budaya kerja cerdas, agar apa yang diharapkan bisa terwujud dan tepat sasaran. Kerja cepat dan kerja cerdas akan berimplikasi pada efektifitas dan efisiensi dalam menghasilkan output yang diharapkan.
Sudah terlalu lama bangsa kita menderita persoalan pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan. Persoalan ini seperti lingkaran setan yang tidak menemukan jalan keluar. Tiap pergantian rezim Pemerintah selalu membahasakan pertumbuhan ekonomi tapi di sisi yang lain semakin subur angka-angka pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan kita.
Apa yang sedang digaungkan Pemerintahan hari ini patut kita beri apresiasi tentu dengan segala kelemahannya. Setahun meski gaduh, tapi nampak kesungguhan kerja dari Pemerintahan di bawah nahkoda kepemimpinan Jokowi-JK.
Awal tahun 2016, di hari pertama kerja misalnya Kementerian Pertanian mempercepat pelaksanaan program-program Kementerian Pertanian dengan meneken kontrak untuk sejumlah pengadaan dengan total nilai Rp 34,6 triliun atau 14,6% dari anggaran yang tersedia.
Sudah bukan rahasia lagi tiap akhir tahun hotel-hotel di penuhi oleh kegiatan kementerian atau lembaga negara, ini untuk mengejar serapan agar bisa maksimal. Apa yang dilakukan Kementan ini bisa menjadi contoh kepada yang lain agar problem serapan yang tidak maksimal atau dilakukan secara serampangan di akhir tahun tidak terjadi lagi.
Berdasarkan data BPS pada Agustus 2014, sektor pertanian mencatat jumlah penduduk 15 tahun keatas sebanyak 38.973.033 penduduk Indonesia bekerja di sektor tersebut. Fakta ini yang membuat Menteri Pertanian harus melakukan akselerasi agar bisa menyejahterakan mereka.
Seperti yang kita tahu bersama, kemiskinan dan kesenjangan terjadi mayoritas kepada mereka yang bekerja di sektor pertanian. Bekerja sepenuh hati untuk mereduksi persoalan tersebut berarti mengurangi beban lebih dari seperenam penduduk Indonesia.
Selamat mengawali tahun 2016 sebagai tahun gaduh bekerja. Tinggal tiga tahun lebih lagi usia Pemerintahan Jokowi-JK untuk bisa memancangkan warisan kepada generasi pelanjut, ayo percepat kerja!
*) M. Arief Rosyid Hasan adalah aktivis Amanna Gappa Institute dan Ketum PB HMI 2013-2015