Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Gerakan Diakonia Tepat untuk KBM Jaya
Sabtu tanggal 16 Januari 2016, KBM JAYA, sebuah organisasi sosial warga Maumere, Kabupaten Sikka, NTT di Jabodetabek akan merayakan Natal bersama.
Editor: Dewi Agustina
Peran pemerintah sangat minim dalam menyadarkan masyarakat akan hak-haknya, kecuali masyarakat hanya dicekoki dengan berbagai kewajiban atas nama dan untuk kepentingan negara tanpa transparasi dan akuntabilitas yang memadai.
KBM JAYA akan menjalankan peran Diakonia dan Advokasi sosial dalam rangka memberdayakan semua potensi warga KBM JAYA untuk sama-sama berbagi peran dan tanggung jawab sosial terhadap sesama, membuang egoisme dan membangun ketulusan untuk sesama.
Ini membutuhkan waktu dan kiat tersendiri dan KBM JAYA bisa melakukan itu, karena prinsip dasar "mai ita mogat hama-hama" yang artinya "mari kita bersama-sama" menjadi tema utama perayaan natal bersama KBM JAYA 2015-2016, adalah sebuah ajakan yang memiliki dasar filosofis, sosiologis dan yuridis untuk meninggalkan keegoisan kita, membangun ketulusan untuk berbuat sesuatu kepada yang lain menjadi satu kekuatan milik bersama dalam KBM JAYA.
Karena itu KBM kedepan harus mengubah cara pendekatan dalam melaksanakan peran sosialnya, antara lain melalui kerja samanya dengan pihak Pemerintah dan Gereja.
Peran Diakonia Gereja dalam melayani masyarakat harus diperkuat dengan dukungan dari masyarakat melalui organisasi sosial yang berbasis kekerabatan dalam diaspora.
Peran sosial karitatif KBM JAYA harus dtinggalkan secara bertahap dan diselaraskan dengan peran sosial Diakonia Gereja di berbagai bidang kehidupan.
Kesalahan kita selama ini adalah membiarkan Gereja dan Pemerintah jalan sendiri-sendiri dan menempatkan masyarakat sebagai obyek sasaran penyaluran karitatif yang tidak mendidik, tidak memberdayakan dan tidak membangun kemitraan, tanpa memberikan terobosan berupa penyadaran terhadap masyarakat akan hak-haknya untuk hidup secara layak, haknya atas pendidikan dan pelatihan untuk menjadi warganegara yang produktif dan berdaya guna.
Penulis: Petrus Selestinus, Warga KBM JAYA dan seorang Advokat Peradi