Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menpora: Djoko Susilo Sosok yang Peduli Sepakbola Indonesia
Anggota Tim Transisi Tata Kelola Sepakbola Indonesia, Djoko Susilo meninggal dunia pada Selasa (26/12/2016) siang.
Ditulis oleh : Info Kemenpora
TRIBUNNERS - Anggota Tim Transisi Tata Kelola Sepakbola Indonesia, Djoko Susilo meninggal dunia pada Selasa (26/12/2016) siang.
Kabar ini membuat Menpora Imam Nahrawi kaget dan ikut menyampaikan duka yang mendalam.
"Innalillahi wa innailahi rojiun. Saya dan jajaran Kemenpora menyampaikan duka yang mendalam. Semoga amal ibadah almarhum di terima Yang Maha Kuasa. Selamat jalan Pak Djoko, berbagai kontribusi bapak pada negara dan bangsa, termasuk kontribusi dalam perjuangan memperbaiki tata kelola sepakbola nasional bakal dikenang," ujarnya.
Menurut Menpora, sosok Djoko Susilo merupakan teladan bagi masyarakat, terutama kalangan olahraga.
Sebab, ia sangat kritis terhadap persoalan-persoalan besar yang ada di sekitar, dan mau terlibat memberikan kontrubusi mencari solusi dan perbaikan.
"Kesediaan beliau masuk ke dalam tim bentukan pemerintah guna mengevaluasi dan memperbaiki tata kelola persepakbolaan nasional merupakan contoh bagaimana ia ingin terus memberikan kontribusi memberbaiki kondisi, meski ia sendiri harus berjuang mengatasi kesehatan tubuhnya," katanya.
Djoko Susilo dikabarkan meninggal dunia di Rumah Sakit Ali Sibro, Jalan Warung Silah, Jakarta Selatan, karena serangan jantung.
Mantan Duta Besar Republik Indonesia untuk Swiss itu meninggal dunia dalam usia 54 tahun.
Sebelumnya, Ia diketahui mengidap penyakit gula. Jenazah akan dibawa ke rumah duka dan rencananya akan dimakamkan di tanah kelahirannya di Boyolali.
Semasa hidupnya, pria kelahiran 6 Juli 1961 ini dikenal sebagai salah satu pecinta sepakbola.
Ketika masih menjadi Duta Besar di Swiss, Djoko beberapa kali menyoroti bobroknya tata kelola sepakbola.
Inilah yang membuat dipercaya masuk ke dalam Tim Transisi Tata Kelola Sepakbola Indonesia setelah sebelumnya ditunjuk sebagai salah satu anggota Tim Sembilan.
Namanya juga masuk ke daftar Tim Kecil yang direncanakan menjadi tim pemerintah Indonesia untuk berdialog dengan FIFA terkait roadmap pembenahan sepakbola Indonesia.
Sebagai anggota Tim Sembilan dan Tim Transisi, Djoko yang juga mantan wartawan ini terbilang kritis terhadap PSSI.
Salah satu pernyataan kontraversialnya adalah menyebut PSSI dan klub Liga Super Indonesia (ISL) sebagai sarang mafia dan tempat pencucian uang.
Fakta yang secara perlahan-lahan kemudian terkuak kebenarannya.