Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mengenal Belougi Tokoh Revolusi Sosial Daerah Pelosok
Arie Belougi, tokoh pelopor revolusi sosial di daerah pelosok berkunjung ke Desa Sota, Papua baru–baru ini.
Ditulis oleh : Lisa Novita
TRIBUNNERS - Nasionalisme adalah sebuah harga mati yang harus ditanamkan di dada setiap generasi muda Indonesia.
Namun kenyataannya, kata nasionalisme di kalangan anak muda zaman sekarang kadang hanya menjadi simbol dalam hal – hal yang bersifat temporer.
Sebuah realita yang sangat berbeda dengan semangat nasionalisme yang dikobarkan para pendiri bangsa ini di era pergrakan kemerdekaan.
Demikian dikatakan Arie Belougi, tokoh pelopor revolusi sosial di daerah pelosok saat berkunjung ke Desa Sota, Papua baru–baru ini.
Belougi mengunjungi sejumlah daerah pedalaman Indonesia termasuk beberapa daerah pedalaman di Papua dan Papua Barat dalam rangka sosialisasi berdirinya ormas Aliansi Masyarakat Pedalaman Nusantara (AMPERA) dan rencana pembangunan sekolah SAPULIDI (Solidaritas Anak Pedalaman Untuk Lingkungan dan Pendidikan) di daerah terpencil.
Desa Sota adalah desa yang berada di ujung timur Indonesia dan merupakan kawasan yang paling terpencil di Papua.
Namun aktivis Indonesia kelahiran Manurung, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan, 5 Mei 1975 ini dengan semangat datang ke daerah ini dan menyuarakan nasionalisme kepada anak – anak muda di tapal batas Indonesia dan Papua Nugini tersebut.
Hal terserupa bukan yang pertama kalinya dilakukan Belougi.
Saat bergulirnya isu jajak pendapat untuk rakyat Timor Timur, Belougi membangun hubungan emosional dengan sejumlah milisi pro-integrasi, dia terus menyalakan semangat nasionalisme kepada rakyat Timor Timur dan minta kepada seluruh masyarakat pedalaman Indonesia untuk memberi dukungan moril dan solidaritas kebangsaan.
Ia sempat dikabarkan hilang di Dili menjelang pelaksanaan referendum tahun 1999 dan disinyalir mengetahui sejumlah informasi penting dibalik lepasnya Timor Timur dari pangkuan NKRI.
R Gandhy Salewangeng, tokoh anak Rantau Sulawesi Selatan yang ikut bersama Belougi dalam kunjungan ke pedalaman Papua menyatakan, Belougi adalah sosok nasionalis dari pinggiran.
Dia selalu bekerja dengan hati atas dasar cinta pada bangsanya, ide dan pemahamannya tentang solidaritas kebangsaan dan semangat nasionalisme adalah hal logis dan rasional serta dilakukan atas dasar Ideologi.