Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Tekan Harga Komoditi, Menteri Marwan Bangun Lumbung Desa

Fenomena kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang terjadi sepanjang tahun 2015 menunjukkan anomali.

zoom-in Tekan Harga Komoditi, Menteri Marwan Bangun Lumbung Desa
ISTIMEWA
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar (kiri) didampingi Dirjen Pembangunan Kawasan Pedesaan Johozua M Yoltuwu (tengah) dan Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Ahmad Erani Yustika berdialog dengan para rektor dan dosen dari berbagai perguruan tinggi dalam focus group discussion di Kantor Kemendes, PDTT, Jakarta, Rabu (27/1/2016). Diskusi ini mengangkat tema Peran Perguruan Tinggi dalam Desa Membangun Indonesia, Kementerian Desa, Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi . 

Ditulis oleh : Info Menteri PDTT

TRIBUNNERS - Fenomena kenaikan harga sejumlah kebutuhan pokok yang terjadi sepanjang tahun 2015 menunjukkan anomali.

Pasalnya, sejumlah kebutuhan pokok mengalami kenaikan harga tak hanya menjelang hari besar agama, seperti menjelang Idul Fitri, Idul Adha, dan Natal.

Pascahari-hari besar tersebut, harga kebutuhan pokok justru semakin liar.

Hal ini terjadi pada komoditas daging sapi di sejumlah daerah, speerti Jabodetabek, Banten dan Jawa Barat dab sebagian Jawa Tengah.

Harga daging sapi masih bertengger di atas 100 ribu Rupiah per kilogram, bahkan di sejumlah tempat sempat menyentuh harga ke level tertinggi Rp 130 ribu per kilogram.

Menyikapi hal itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mencanangkan program pendirian lumbung pangan desa yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Berita Rekomendasi

Menurutnya, BUMDes bisa menjadi pedagang pengumpul dari petani dan sebagai pemasok kebutuhan pokok langsung ke pasar.

“Pendirian lumbung desa melalui BUMDes ini tidak hanya sebagai buffer stock terhadap kebutuhan pangan, tetapi juga bisa menjadi stabilisasi harga. Karena, lumbung pangan ini menjaga kebutuhan akan pasokan dari pihak luar,” ujar Marwan, di Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Selain itu, lanjut Marwan, BUMDes juga bisa melakukan aktivitas pengolahan hasil pertanian, terutama pangan, sehingga bisa dijual tidak dalam bentuk bahan mentah.

Dengan demikian, para petani diharapkan mendapat nilai lebih dari pengolahan tersebut.

Sehingga pada saat panen raya, kelebihan panen bisa diolah dalam bentuk barang jadi lainnya, sehingga pasokan tetap terkontrol.

“Adanya program produksi dan pasokan pasar untuk masing-masing komoditi yang berdasarakan kebutuhan pasar, kami sangat yakin ke depan kita bisa mengendalikan harga kebutuhan pokok. Sehingga tidak ada lagi keluhan masyarakat karena harus mengalami kenaikan harga,” ujarnya.

Ia menjelaskan, untuk menjadikan petani peternak sebagai pemasok daging, memang perlu sebuah manajemen ditingkat petani produsen.

Karena itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transigrasi tengah menjajaki kerjasama dengan BULOG.

“Kita kan ada Bulog yang selama ini berperan sebagai penyangga komoditi, Bulog sudah pengalaman mengelola cadangan pangan dan stabilisasi harga beras. Jadi, kita akan menjalin kerjasama dengan Bulog untuk melatih para aparat desa dan masyarakat desa dalam manajemen dan pengelolaan BUMDes,” terangnya. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas