Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kenali Resiko Celah Berbahaya Pada Website dan Aplikasi
Di awal tahun 2016 netizen sempat dihebohkan dengan berita adanya temuan mengenai celah berbahaya (bug) pada sebuah aplikasi transportasi berbasis onl
Ditulis oleh : Reza Pahlevi
TRIBUNNERS - Di awal tahun 2016 netizen sempat dihebohkan dengan berita adanya temuan mengenai celah berbahaya (bug) pada sebuah aplikasi transportasi berbasis online.
Temuan tersebut sentak membuat para pengguna menjadi resah akan keamanan data pribadi mereka, meskipun demikian pihak developer pun tentunya tidak tinggal diam.
Mereka berupaya semaksimal mungkin untuk memperbaiki adanya celah (bug) yang berpotensi disusupi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Bagi sebuah bisnis yang memanfaatkan platform teknologi informasi, adanya sebuah celah (bug) pada sebuah web atau aplikasi seolah menjadi dua mata pisau berbahaya yang dapat menyerang kedua belah pihak baik itu pengguna maupun bisnis itu sendiri.
Bobby selaku Head of Front-End Developer dari Suitmedia (Digital & IT consultant) memaparkan, ada 2 jenis bug yang secara umum sering ditemukan.
Yang pertama adalah bug dari sisi visual. Jenis bug dari sisi visual memiliki tingkat resiko paling kecil karena fungsi dari sebuah website atau web app masih berjalan dengan baik, meskipun tampilan visualnya tidak semestinya.
Kedua, bug dari sisi fungsional. Jenis bug dari sisi fungsional memiliki resiko yang paling besar untuk diekploitasi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab (hacker), antara lain keamanan data terutama data user.
Data user tidak hanya bisa dicuri, namun juga bisa dimanipulasi sehingga merugikan pihak pemilik website dan juga user.
Kemudian keamanan website itu sendiri. Bisa saja fungsi sebuah website diubah oleh hacker yang seharusnya A menjadi B, B menjadi C.
Terkait dengan saran untuk menghindari adanya bug, Bobby juga menjelaskan tidak ada software development yang sempurna, setiap software, website, webapp pasti ada bug.
Namun kita dapat menekan angka munculnya bug dengan melakukan testing and quality assurance.
Website yang tidak melalui proses testing dan quality assurance rentan terhadap bug. Dengan dilakukannya testing dan QA secara berkala, sebagai pemilik website dapat mendeteksi potensial bug dan mencegah sebelum bug tersebut dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab.