Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Tak Ada Biaya Guru di Sekolah Ini Digaji Rengginang dan Pisang

Madrasah Diniyah (TPA/TPQ sederajat) Raudlatut Thalibin di Dusun Lengkong, Desa Bragung, Kec. Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini berada di

zoom-in Tak Ada Biaya Guru di Sekolah Ini Digaji Rengginang dan Pisang
Istimewa
Madrasah Diniyah (TPA/TPQ sederajat) Raudlatut Thalibin di Dusun Lengkong, Desa Bragung, Kec. Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini berada di desa dengan perekonomian yang masih sangat rendah. 

Ditulis oleh : Ridhuan habibie

TRIBUNNERS - Madrasah Diniyah (TPA/TPQ sederajat) Raudlatut Thalibin di Dusun Lengkong, Desa Bragung, Kec. Guluk-Guluk, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur ini berada di desa dengan perekonomian yang masih sangat rendah.

Warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan buruh ini hanya mampu membayar sekolah anak mereka dengan rengginang. Makanan sejenis kerupuk tebal terbuat dari nasi atau beras ketan ini merupakan kue khas di Dusun Lengkong.

Ustaz Muhammad, seorang guru menyebutkan tenaga pengajar yang berjumlah 10 guru di Madrasah Diniyah Raudlatut Thalibin ini mengajar dengan penuh rasa keikhlasan. Sehingga mereka rela menerima ketika hanya dibayar dengan rengginang.

Uniknya, pernah suatu hari sekolah mencoba untuk mewajibkan infaq kepada murid sebesar Rp 15 ribu perbulan, namun warga tetap tidak sanggup bayar.

"Warga sanggupnya bayar dengan setandan pisang. Padahal harga pisang setandan lebih dari Rp. 15 ribu," ujar Ustaz Muhammad sambil melempar senyum lebar.

Selain masalah SPP, sekolah ini juga punya persoalan dalam penyediaan sarana belajar.

Berita Rekomendasi

Kondisi ruang kelas seadanya dan bangku dan meja yang sangat tidak layak karena sudah hampir 10 tahun belum diganti.

Meski begitu, semangat belajar muridnya tetap luar biasa. Setiap sore, sekolah ini selalu ramai dikunjungi oleh 113 murid yang menimba ilmu.

Akhir Desember 2015 tahun lalu, LAZ Al Azhar Peduli Ummat menggulirkan program INFRALINK (Infrastruktur dan Konservasi Lingkungan) yang berkerja sama dengan Wall’s.

Lewat program ini ruang kelas mulai diperbaiki mulai dari pengecatan seluruh dinding, pengadaan meja dan kursi untuk kelas dan guru serta papan tulis.

Ustaz Muhammad pun mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada LAZ Al Azhar Peduli Ummat dan seluruh donatur yang turut membantu dalam program INFRALINK ini.

Dampaknya, para murid kini kian semangat dalam belajar. “Alhamdulillah murid terlihat lebih ceria saat belajar menggunakan kelas dan meja baru. Insya Allah akan ada kebaikan yang mengalir untuk donatur di setiap ilmu yang mereka serap,” tutup Ustaz Muhammad. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas