Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Media Diminta Berikan Perhatian Lebih Besar pada Minoritas

Minimnya perhatian media pada isu-isu konflik yang melibatkan kelompok minoritas menjadi fokus diskusi “Peran Media dalam Mempengaruhi Wacana Publik a

Ditulis oleh : Program AJI Indonesia

TRIBUNNERS - Minimnya perhatian media pada isu-isu konflik yang melibatkan kelompok minoritas menjadi fokus diskusi “Peran Media dalam Mempengaruhi Wacana Publik atas Diskriminasi dan Pelanggaran Hak-Hak Kelompok Minoritas” yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia dan Yayasan TIFA.

“Misalnya pada kasus konflik Syiah Sampang, Ahmadiyah atau Gafatar bagaimana aset-aset mereka, siapa kemudian yang menguasai, dan bagaimana peran negara untuk melindungi,” kata Darmawan Triwibowo, Direktur Eksekutif Yayasan Tifa, saat sesi diskusi yang berlangsung Minggu, (13/2/2016) di Jakarta.

Ia meyayangkan posisi media yang hanya seperti layaknya pengamat, memberitakan ketika awal peristiwa.

“Padahal media punya legitimasi untuk menuntut pertanggungjawaban atas kelalaian negara,” katanya.

Ia menegaskan, jurnalis tidak sekedar menjadi pelapor peristiwa.

Paparan hasil riset mengukur daya tahan media mengawal konflik yang melibatkan kelompok minoritas yang dilakukan AJI Indonesia mengambil sampel kasus konflik Syiah Sampang dan Gafatar pada dua media daring lokal dan dua media daring nasional, menunjukkan media intensif memberitakan saat peristiwa konflik terjadi.

Berita Rekomendasi

"Pemberitaan terbanyak pada tiga hari hingga seminggu pertama pascakonflik pertama terjadi. Ketika muncul air mata dan darah," kata Y Hesthi Murthi, Ketua Bidang Perempuan dan Kelompok Marjinal AJI Indonesia.

Hasil riset itu menunjukkan dominasi berita berdasarkan peristiwa.

Berita terbanyak pada sebulan pertama dengan kecenderungan pemberitaan terus menurun.

Pada bulan kedua pemberitaan menurun drastis.

Contoh pada Isu Syiah Sampang, media sampel www.surabaya.tribunnews.com pada bulan pertama pascapenyerangan yaitu tanggal 27 Agustus-27 September 2012 menurunkan 145 berita.

Di bulan kedua yaitu 28 September-27 Oktober hanya menurunkan 1 berita.

Sementara itu media daring nasional www.tempo.co, pada isu dan kurun waktu yang sama menurunkan 168 berita (bulan pertama) dan selanjutnya pada bulan kedua pascapenyerangan hanya menurunkan 11 berita.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas