Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kurang Investasi, Penghambat Pertumbuhan Startup di Indonesia
Indonesia saat ini telah berkembang menjadi negara yang memiliki perekonomian terkemuka di dunia.
Ditulis oleh : Lamudi
TRIBUNNERS - Indonesia saat ini telah berkembang menjadi negara yang memiliki perekonomian terkemuka di dunia.
Budaya perusahaan startup telah berkembang di Indonesia, namun kurangnya modal menjadi permasalahan bagi mereka untuk mengembangkan perusahaan.
Hal itu dikatakan Anis Uzzaman, CEO & General Partner Fenox Venture Capital, perusahaan modal ventura berbasis di Silicon Valley.
Fenox saat ini sudah berinvestasi di 60 perusahaan di Asia, 16 diantaranya berada di Indonesia.
Kisaran nilai investasinya antara $ 250.000 dan $ 10 juta.
Perusahaan yang termasuk dalam portofolio mereka adalah, Talenta, Bride Story dan Alodokter.
Mentorships Sebagai Batu Loncatan
Program accelerator merupakan cara yang bagus bagi startup untuk mendapatkan modal dan meningkatkan efisien.
Dalam kasus Fenox, mereka memberikan pelatihan, mentorships dan uang sekitar $ 50.000.
Awalnya, mereka menemukan startups berpotensi tinggi yang berada di Jakarta, dan kemudian menawarkan mereka pelatihan dari pengusaha dari Silicon Valley, Amerika Serikat dan Jepang.
Accelerator juga bisa menjembatani kesenjangan antara perusahaan startup dan perusahaan besar, menciptakan hubungan yang memungkinkan startup untuk membangun perusahaan menjadi lebih baik.
Tantangan Bagi Indonesia
Saat ini Indonesia memiliki ribuan perusahaan startup, namun sayangnya banyak diantaranya yang tidak memiliki pengetahuan yang baik.
Perusahaan startup akan melalui banyak rintangan dan proses tersebut berbeda dengan perusahaan maju.
Jika pada perusahaan startup tersebut tidak memiliki karyawan yang ahli dibidangnya serta pendiri yang berpengalaman maka perusahaan tidak akan bisa maju.
Investor Real Estate
Konglomerat Ayala Corp saat ini sedang berencana untuk mengalokasikan dana investasi di Indonesia.
Perusahaan yang juga memiliki real estate di Malaysia ini juga tertarik untuk diversifikasi portofolio mereka dengan properti Indonesia.
Untuk sekedar informasi, harga rumah di Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir.
Berdasarkan Laporan Lamudi Real Estate Market 2015 rumah di Banten, Jawa Timur dan Jawa Barat mengalami kenaikan, namun agak sedikit menurun di Bali dan Jakarta.