Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Perjuangan Pengamen Mengejar Mimpi Menjadi Ahli IT
Fery Kurniawan (21 th) banyak menghabiskan masa hidupnya di jalanan. Berasal dari keluarga berkonomi lemah yang lahir di Jakarta dan besar di Bekasi i
Ditulis oleh : Ridhuan Habibie
TRIBUNNERS - Fery Kurniawan (21) banyak menghabiskan masa hidupnya di jalanan. Berasal dari keluarga berekonomi lemah yang lahir di Jakarta dan besar di Bekasi ini sejak kecil sudah mejadi pengamen dan penjual tisu di jalanan.
Fery biasa mengamen bersama ibu dan adik-adiknya yang berjumlah 6 orang dan masih kecil-kecil.
Bahkan adiknya yang masih balita pun ikut diajak dan digendong sang ibu sambil berjualan tisu.
Sementara adiknya yang lain menyebar dan mengamen di slah satu lampu merah di kota Bekasi. Semua ini dikerjakan hampir tiap hari untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Ayah Fery hanya berprofesi sebagai tukang servis elektronik dengan penghasilan yang tak menentu. Seringkali pendapatan dari hasil mengamen dan jual tisu tidak cukup untuk makan.
Fery bersama ibu dan adik-adiknya sampai harus mengorek tempat sampah untuk mencari sisa makanan yang masih bisa mereka konsumsi untuk hari itu.
"Kami biasanya nyari di tempat sampah dekat rumah makan Padang," ujar Fery.
Karena permasalahan ekonomi pula Fery akhirnya hanya bisa sekolah sampai tamat SD.
Saat ia ingin melanjutkan ke jenjang SMP ia tak memiliki cukup biaya.
Apalagi saat itu adik-adiknya juga mau masuk ke sekolah. Ia pun memutuskan untuk ngamen di jalan agar bisa meringankan beban orang tuanya dan membantu pendidikan adik-adiknya.
Saat menjadi pengamen, Fery tak selalu beruntung. Ia pernah tertangkap dalam razia yang diadakan oleh Satpol PP.
Fery pun ditahan selama 1 bulan dan hanya diberi makan 1 kali setiap harinya.
Beberapa bulan kemudian saat ngamen di Jakarta ia juga pernah terkena razia oleh Brimob dan harus ditahan selama 3 bulan.