Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Benarkah Bambu Anti Api Itu Ada?
Saat mendapatinya belum padam semuanya, ada sisa-sisa bara api yang masih mengepulkan asap.
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Pada suatu hari, saat berburu bambu unik dan langka, saya mendapati sebuah rumpun bambu telah dipotong setinggi 60 cm telah terbakar hangus-ngus, gosong.
Saat mendapatinya belum padam semuanya, ada sisa-sisa bara api yang masih mengepulkan asap.
Ternyata di tengah rumpun bambu yang terbakar tersebut ada satu bambu yang bentuknya nyeleneh (unik) tidak terbakar, masih tetap mulus. Tidak terbakar sedikitpun.
Sementara lainnya sudah gosong, bahkan sebagian jadi arang hancur dilalap api.
Akhirnya saya berpikir, apakah bambu ini yang disebut orang sebagai bambu anti api, wallahualam?!
Pasalnya dari sekian banyak bambu yang ada semuanya terbakar ludes, sebagaian sudah hangus jadi berupa arang, sementara satu bambu ini yang masih utuh, masih mulus dan tak terbakar lalapan api, sepertinya anti api.
Sebagai kolektor bambu unik dan langka, terus terang saya menyukai spesifikasi keunikan bentuk dan kelangkaannya. Saya sebut langka karena untuk mendapati bambu-bambu ini tidak mudah.
Dan saya menganggap bambu unik dan langka ini sebagai karya seni alami buatan alam, bukan hasil rekayasa tangan manusia.
Soal apakah atau ada yang meyakini bahwa bambu ini memiliki energi alami bawaan alam, semua itu dikembalikan lagi pada keyakinan masing-masing orang.
Saya sendiri tidak ingin berandai-andai dengan ‘Bambu Anti Api’ ini, buat apa kegunaan, manfaat, khasiatnya, atau apakah daya anti apinya masih melekat di bambu ini, saya tidak pernah lakukan test kalau itu hanya untuk coba-coba. Soal apakah bambu ini memiliki energi alami bawaan alam punya daya anti api, jawabnya wallahualam.
Terlepas dari semua itu, yang pasti ‘Bambu Anti Api’ ini punya cerita keunikan tersendiri seperti diceritakan di atas saat mendapatinya.
Soal percaya atau tidak, di mana kadang manusia tidak mampu menjangkau dalam membuka tabir rahasia atau misteri kebesaran alam.
Ketika kita meyakini bahwa tak ada yang tak ada, meski itu datangnya dari cerita sepotong bambu, justru dari sini kita diajak untuk mengenal, memahami tanda-tanda alam dan mengaguminya sebagai kebesaran alam termasuk sebagai bukti-bukti kebesaran Sanghyang Khalik.
Justru lewat tanda-tanda kebesaran alam ini akan semakin menebalkan iman dan ketakjuban kita yang makin besar kepada Sanghyang Khaliq akan kebesaranNya. Subhanallah!
* Alex Palit, citizen jurnalis, admin grup fesbuk “Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara” (KPBUN)