Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kemisikinan Picu Pembunuhan Sadis di Sulsel
Kasus pembunuhan yang dilakukan Jamaluddin (32) terhadap anak kandungnya, Muhammad Ali (5) pada Kamis (5/5/2016) mendapat perhatian serius dari anggo
Ditulis oleh : Fraksi Nasdem
TRIBUNNERS - Kasus pembunuhan yang dilakukan Jamaluddin (32) terhadap anak kandungnya, Muhammad Ali (5) pada Kamis (5/5/2016) mendapat perhatian serius dari anggota Komisi III DPR Akbar Faizal.
Dalam kesempatan resesnya, Akbar Faizal sempat mengunjungi kediaman keluarga Ali. Dari keterangan yang ada, Ali dibunuh dengan cara dipukul menggunakan tabung gas 3 kg hingga tewas.
Saat mendatangi kediaman, politisi NasDem ini menyatakan keprihatinannya yang mendalam. Ali sendiri selama ini tinggal bersama sang nenek, karena kedua orang tuanya telah berpisah.
“Saya miris dan sedih melihat kondisi (rumah) yang ditempati korban bersama neneknya,” tutur Akbar seraya berlinang air mata saat berada di kediaman korban, Sabtu (7/5/2016) kemarin.
Sejauh ini laporan menyebutkan, faktor yang menyebabkan Jamaluddin tega membunuh anak semata wayangnya adalah faktor kejiwaan. Namun Akbar memiliki pandangan lain. Dia menilai faktor kemiskinan struktural juga menjadi faktor sehingga seorang ayah bisa dengan tega membunuh anaknya.
"Kemisikinan struktural yang menyebabkan masyarakat terhimpit beban ekonomi dan sulit dalam memenuhi kebutuhan hidup juga bisa menjadi salah satu faktor. Sehingga dengan mudahnya melakukan perbuatan keji yang dibawah kendali sadar dan emosi. Maka ini juga harus menjadi pertimbangan serta perhatian serius bagi para stakeholder dan pemangku kebijakan baik itu pemerintah pusat dan daerah khususnya walikota dan dinas terkait,” katanya.
Setelah memberikan dukungan moral kepada nenek korban, Akbar selanjutnya mendatangi ruang tahanan Mapolsek Tamalanrea untuk menemui Jamaluddin.
Saat pria yang berprofesi sebagai tukang batu itu ditanya oleh Akbar soal apa yang mendorong dirinya melakukan perbuatan keji itu, dia menyahut, "Saya seperti dirasuki roh (saat itu) dan kemudian kejadian itu terjadi, dan saya sangat menyesal.”
Peristiwa nahas itu terjadi di rumah Jamal, di Kampung Bulu-bulu, Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.