Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kecenderungan Ngomong 'Campuraduk' dengan Bahasa Asing Biar Kelihatan Pintar? Simak Ini
Orang-orang lebih cenderung menggunakan pilihan kata ‘mendownload’ daripada mengunduh, ‘mengupload’ daripada mengunggah.....
Editor: Robertus Rimawan
Namun dalam penggunaanya, kaidah pasti akan dilawan oleh keteraturan atau keberterimaan pemakaian bahasa dalam masyarakat.
Penggunaan kata kerja yang berbentuk kolaborasi seperti di atas jika dilihat dari kaidah kebahasaindonesiaan (linguistik) pastinya akan salah.
Akan tetapi jika dilihat dari keteraturan dan keberterimaan dalam pemakaiannya, kata kerja tersebut dapat dipahami oleh mitra tutur (pragmatik).
Ketika memilih suatu kosakata, tentunya setiap orang akan berbeda-beda.
Pemilihan kata tersebut akan dipengaruhi paling tidak oleh tingkat pendidikan dan lingkungan.
Misalnya orang yang ingin dianggap pendidikannya tinggi, akan cenderung lebih memilih kosakata asing dalam tuturannya supaya terlihat akademis (dalam pembelajaran bahasa dikenal dengan istilah alih kode dan campur kode).
Peristiwa tutur seperti itulah yang dapat dikatakan kemaruk bahasa asing, karena terjadinya kontak antarbahasa.
Kontak bahasa yang terjadi merupakan peristiwa yang negatif, karena menyimpang dari kaidah-kaidah kebahasaan yang ada.
MacKey dalam Pranowo (2014:103) menjelaskan bahwa kontak bahasa adalah pengaruh bahasa satu kepada bahasa lain baik secara langsung ataupun tidak langsung.
Akibat dari kontak bahasa tersebut adalah terjadinya inferensi. Lebih lanjut, menurut Weinrich dalam Pranowo (2014:104) mengatakan bahwa inferensi adalah penyimpangan kaidah salah satu bahasa pada seorang dwibahasawan akibat pemakaian bahasa lebih dari satu.
Penyimpangan-penyimpangan penggunaan bahasa tersebut sudah sangat sering terjadi dalam masyarakat contohnya kolaborasi kata kerja dan pemilihan kosakata.
Namun, karena masyarakat teratur dalam menggunakan bahasa yang tidak sesuai kaidah, mereka secara tidak langsung menyepakati penyimpangan kaidah tersebut secara bersama dan diterima.
Kontak bahasa yang bersifat negatif inilah yang memperkokoh pandangan bahwa bahasa Indonesia hanya bisa menyerap kosakata bahasa-bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia (reseptif) tetapi tidak mampu menyumbang kosakata baru dalam perbendaharaan kosakata bahasa asing (produktif).
Akan tetapi, harus dipahami bersama pula bahwa bahasa Indonesia juga menyumbang kosakata dalam perbendaharaan bahasa asing walaupun jumahnya hanya sedikit.