Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

FISIP UIN Walisongo Inginkan Demokrasi yang Bermartabat

Demokrasi yang bermartabat itu telah digariskan melalui demokrasi Pancasila yang menurut Bung Karno memiliki tiga unsur

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in FISIP UIN Walisongo Inginkan Demokrasi yang Bermartabat
Humas UIN Walisongo

TRIBUNNERS - Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang tampaknya tidak ingin tertinggal untuk berkontribusi dalam membangun budaya politik yang sesuai dengan nilai-nilai keislaman.

Menurut Dekan FISIP UIN Walisongo Dr H Muhyar Fanani MAg, gerbang utama untuk mewujudkan budaya itu adalah partai politik.

Bagaimanapun problematika demokrasi tidak dapat dilepaskan dari keberadaan partai politik karena prinsip keterwakilan dalam kelembagaan negara.

“Intinya partai politik perlu diperkuat demi membangun demokrasi yang bermartabat, bukan demokrasi liberal,” ungkapnya ketika memberikan sambutan pada International Seminar on Democracy for People: Strengthening Political Party in Election, Parliament and Government, di Hotel Pandanaran Semarang, kamis kemarin (2/6/2016).

 Muhyar menambahkan bahwa demokrasi yang bermartabat itu telah digariskan melalui demokrasi Pancasila yang menurut Bung Karno memiliki tiga unsur, yaitu mufakat, keterwakilan dan musyawarah.

“Pemimpin yang dipilih dari tiga mekanisme itu akan memiliki kebijaksanaan dengan berperilaku benar, baik dan indah untuk rakyat,” tegasnya.

 Seminar yang digagas oleh FISIP UIN Walisongo bekerjasama dengan Center for Election and Political Party (CEPP) Universitas Indonesia dan CEPP Universitas Diponegoro ini merupakan rangkaian dari kegiatan internasional yang digelar selama tiga hari, dari rabu hingga jumat (1-3/6).

BERITA REKOMENDASI

Acara ini melibatkan pembicara dari berbagai negara seperti Australia, Norwegia, Malaysia, dan Vietnam.

 “Ini adalah kegiatan bersama yang melibatkan berbagai institusi perguruan tinggi dan juga pemerintah provinsi Jawa Tengah. Tetapi secara khusus kami berkepentingan untuk menyelenggarakan seminar pada hari kedua karena tema ini memperoleh perhatian besar dari publik,” ungkap Dr Hj Misbah Zulfa Elizabeth MHum, salah seorang panitia.

 Lebih lanjut Elizabeth mengungkapkan seminar yang didukung oleh Islamic Development Bank (IsDB) Project UIN Walisongo ini telah memberikan rekomendasi penting bagaimana mewujudkan demokrasi yang menyejahterakan rakyat.

“Umumnya para pembicara mengakui keberhasilan Indonesia sebagai negara demokrasi, tetapi beberapa pondasi perlu dibangun secara lebih kokoh,” tambahnya.

 Wakil Rektor I UIN Walisongo Dr H Musahadi MAg saat pembukaan seminar menyambut gembira seminar yang diinisiasi FISIP UIN Walisongo yangnotabene adalah fakultas baru.


Ia berharap FISIP terus berkembang dan memberikan warna baru dengan paradigma unity of sciences.

“Kekuatan FISIP UIN Walisongo tentu saja kemampuannya dalam menggabungkan kajian-kajian keislaman dengan teori-teori politik dan sosiologi modern. Kontribusi dari dua arah ini kita harapkan akan maksimal,” tutur Musahadi.

Pengirim: Humas UIN Walisongo

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas