Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Polisi dan Perubahan Paradigma Menangani Terorisme

Menurut Ari, menghadapi terorisme di masa depan berarti mesti memiliki kemampuan adaptasi dengan banyak hal termasuk teknologi informasi.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Polisi dan Perubahan Paradigma Menangani Terorisme
TRIBUNNEWS.COM/THERESIA
Kabareskrim Komjen Ari Dono ?usai salat Idul Adha, Kamis (12/9/2016) di Lapangan Bhayangkara, Jakarta Selatan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penetapan agar seluruh negara di dunia melaksanakan percepatan eliminasi ideologi teror, telah menjadi agenda dari Perserikatan Bangsa-bangsa.

Sebabnya karena paham penebar ketakutan itu merupakan salah satu persoalan dari peradaban manusia.

Sebagai bentuk kepatuhan, saat ini Indonesia tengah menggodok Rancangan Undang-undang Terorisme di DPR RI. Untuk itu, pemahaman pencegahan dan penindakan terorisme yang efektif serta efisien menjadi kebutuhan.

Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen Pol Ari Dono Sukmanto, menyampaikannya usai menjadi pembicara di hadapan peserta Seminar Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi (Sespimti) Polri Dikreg 56 TA 2016 di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta, Selasa (11/10/2016).

Menurut Ari, menghadapi terorisme di masa depan berarti mesti memiliki kemampuan adaptasi dengan banyak hal termasuk teknologi informasi.

 “Kasus-kasus terorisme yang tercatat hingga saat ini, juga yang berpotensi terjadi di masa depan adalah foreign terorist fighter serta pertukaran ideologi teror melalui internet. Karenanya, para peserta yang hadir saat ini dan akan menjadi calon pemimpin di wilayahnya, mesti sensitif pada perubahan zaman yaitu terkoneksinya masyarakat dengan internet,” papar Ari.

Berdasarkan data dan fakta, aksi terorisme di Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan.

Berita Rekomendasi

Salah satunya yang menjadi perhatian adalah peristiwa di Medan. Dimana pelaku yang hendak meledakkan bom itu justru tidak berafiliasi dengan kelompok manapun.

Di hadapan media ia juga mengakui bahwa tindakannya dilakukan justru karena terpengaruh dari internet. Selain itu juga, Perserikatan Bangsa-bangsa juga sudah memberikan sinyalemen atas potensi kehadiran foreign terorist fighter.

Selain itu, Ari juga menambahkan, pengalamannya selama ini bertugas di wilayah konflik telah membuka matanya bahwa pendekatan khas Indonesia menjadi salah faktor untuk mengeliminasi paham teror.

“Pengalaman saya di wilayah konflik mengungkapkan bahwa salah satu cara paling sederhana untuk mencegah radikalisasi justru dengan turun langsung ke lapangan. Dengan pendekatan-pendekatan kepada tokoh-tokoh di wilayah bertugas, benteng penahan dari gempuran terorisme justru terbangun,” tambah Ari.

Sementara itu, Ketua Pansus RUU Terorisme DPR RI, Muhammad Syafii mengapresiasi inovasi atas perspektif Polri terkait dengan penanganan terorisme di Indonesia.

“Saya sangat mengapresiasi inovasi paradigama Polri dan penanganan terorisme di Indonesia. Pembekalan yang dilakukan saat ini kepada calon pemimpin di wliayah pastinya akan mengubah wajah Indonesia terkait dengan penanganan terorisme. Ini juga menjadi modal bagi kami sebagai Ketua Pansus RUU Terorisme DPR RI,” ujar Syafii.

Menanggapi analisa potensi bentuk terorisme masa kini dan masa depan dari Polri itu, mantan komandan komando pusat hijad Maluku, Jumu Tuani, juga menyepakati.

Jumu yang hadir sebagai salah satu narasumber serta telah usai menjalani program deradikalisasi ini juga mengungkapkan fakta bahwa masifnya penyebaran ideologi teror saat ini berbeda jauh dengan eranya.

“Dulu semuanya serba manual. Kini, internet mengubah juga wajah terorisme. Lewat telepon genggam yang terkoneksi internet, seseorang sudah bisa mengakses portal-portal yang radikal. Dan saya temukan fakta itu,” ungkap Jumu.

Pengirim: Humas Bareskrim Polri

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas