Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
INSA Wakili Indonesia dalam Pertemuan Asian Shipowners Association di Taipe
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari anggota ASA yang antara lain, Australia, China, Taipei, Hongkong, India, Jepang, hingga Korea.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS -Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) mewakili Indonesia dalam Annual General Meeting Asian Shipowners’ Association (ASA) yang diselenggarakan ke-26 di Taipei pada 24-25 Mei 2017 dengan NACS selaku tuan rumah.
Acara ini dihadiri oleh perwakilan dari anggota ASA yang antara lain, Australia, China, Taipei, Hongkong, India, Jepang, Korea Selatan dan Federation Asean Shipowners’ Association (FASA) yang beranggotakan asosiasi pelayaran ASEAN termasuk Indonesia.
Beberapa isu besar yang menjadi topik pembahasan dalam agenda pertemuan rutin tersebut, seperti green house gas (GHG) yang menyangkut tentang kewajiban menyampaiakan sistem koleksi data tentang fuel consumption mulai Maret 2018, global fuel oil sulphur cap at 0.5% m/m yang akan diimplementasikan pada Januari 2020 dan roadmap implementasi Ballast Water Management Convention (BWMC).
“Selain itu dibahas juga terkait maritime safety tentang penyanderaan pelaut, bagaimana membuat pengamanan secara regional dan juga membahas ship recycling dimana pelaksanaanya semua galangan untuk meningkatkan fasilitas galangannya mengikuti ketentuan /Hongkong International Convention for Safe and Environmentally Sound Recycling of Ship/HKC sebagai Single Global Standard,” kata Sekretaris Umum INSA Budhi Halim.
Selain Sekretaris Umum INSA Budhi Halim, DPP INSA yang juga hadir dalam acara tersebut seperti Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto dan Komite 5S yaitu Hengky Runtunuwu, Erick Limin, Standly Rojali, Capt. Ahmad Jauhari, dan Denny Patriot.
Menurut Budhi, INSA juga sempat membahas tentang langkah-langkah persiapan menghadapi penerapan Ballast Water Management Convention (BWMC), agar negara-negara Asean khususnya Indonesia, Singapura dan Malaysia untuk segera mengajukan phase pertama pada IMO menyangkut hal pengecualian penerapan BWMC untuk kapal trading di ketiga negara tersebut.
“Selanjutnya phase kedua yaitu perairan yang dekat dengan Vietnam dan phase ketiga yaitu untuk perairan Philipine dan Aceh yang harus diajukan melalui pemerintah pada rapat Asean Maritime Transport Working Group (AWTWG).”
Pada Annual General Meeting ASA masing-masing perwakilan anggota juga berpendapat untuk potensi bisnis perkapalan sampai akhir 2017, para pengusaha pelayaran akan tetap harus berjuang mengingat kondisi pasar yang masih cukup berat pada umumnya, kendati sudah terdapat beberapa tanda perbaikan. Diharapkan industri pelayaran dimasa mendatang akan pulih seperti pada masa jayanya di tahun sebelumnya.