Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Hati-hati Banyak Predator Online Berkeliaran, Jagalah Anak Anda ketika Main Gadget
Perkembangan teknologi dan informasi di tanah air saat ini bisa disebut belum ramah anak. Banyak predator anak di dunia maya
Editor: Yulis Sulistyawan
JAKARTA - Perkembangan teknologi dan informasi di tanah air saat ini bisa disebut belum ramah anak.
Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya anak yg menjadi korban kejahatan seksual. Itu terjadi karena lemahnya pengetahuan anak dalam menggunakan internet yang disebabkan lemahnya edukasi penggunaan internet terhadap anak-anak.
Selain itu ketidaktahuan banyak orang tua akan media sosial, menyebabkan mereka tidak melakukan pemantauan terhadap perilaku anaknya dalam menggunakan internet.
Hal ini tentu saja dapat menjadi celah yang dapat dimanfaatkan predator seksual yang berkeliaran di dunia maya.
Yang terjadi akhirnya, yakni kejahatan seksual terhadap anak semakin meningkat tajam.
Menurut data yang dipublikasikan KPAI, sejak tahun 2011 hingga 2014, jumlah korban pornografi dan kejahatan online di Indonesia telah mencapai jumlah 1.022 anak.
Secara rinci dipaparkan, anak-anak yang menjadi korban pornografi online sebesar 28%, pornografi anak online 21%, prostitusi anak online 20%, objek cd porno 15% serta anak korban kekerasan seksual online 11%.
Jumlah tersebut diprediksi akan terus meningkat bila pengawasan dan edukasi penggunaan internet terhadap anak-anak masih lemah, termasuk edukasi terhadap orang tua dalam penggunaan internet sehingga orangtua dapat memantau kegiatan anak selama berselancar di dunia maya.
Sudah seharusnya semua pihak berperan untuk mengawasi dan memperketat penggunaan internet, khususnya bagi anak-anak.
Penggunaan internet oleh anak tanpa pengawasan orangtua akan berisiko tinggi dan berbahaya bagi anak, dimana para predator seks banyak berkeliaran di dunia maya dan mengincar anak-anak yang aktif menggunakan media sosial.
Ditulis Iin Asikin Mpd, Dosen Univ Indraprasta