Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Indonesia Negara Islami

Baiknya NKRI itu harga hidup. Sebab kalau mati tak perlu harga, tak perlu perjuangan dan tak perlu berani. Semua orang lama-lama juga akhirnya mati.

Editor: Y Gustaman
zoom-in Indonesia Negara Islami
Istimewa
KH Cholil Nafis memenuhi undangan acara Lailatu Ijtima' Pengurus Cabang NU Karawang, Jawa Barat, Minggu (30/9/2017). 

Oleh: KH Cholil Nafis, Ketua Pembina Yayasan Investa Cendekia Amanah

TRIBUNNEWS.COM - Pada Minggu (30/9/2017) malam saya memenuhi undangan acara Lailatu Ijtima' Pengurus Cabang NU Karawang, Jawa Barat. Acara di halaman masjid begitu meriah dihadiri hampir seribu jemaah.

Namun, seusai istigasah dan sedang acara sambutan, hujan turun deras. Maka terpaksa acara dipindahkan ke dalam masjid.

Temanya menarik, yaitu tentang semangat hijrah membela NKRI dan dasar negara Pancasila. Ternyata tema nasionalisme tak pernah usang di kalangan warga nahdliyin. Bahasa mereka, NKRI adalah harga mati. Seraya saya menyampaikan, baiknya NKRI itu harga hidup.

Mengapa? Sebab kalau mati tak perlu harga, tak perlu perjuangan dan tak perlu berani. Semua orang lama-lama juga akhirnya akan mati. Hal yang sulit adalah pasukan berani hidup, karena jasa-jasanya ia selalu hidup dalam memberi manfaat kepada umat. Maka hal seperti ini selalu butuh perjuangan.

Seperti Kiai Hasyim Asy'ar tak akan pernah wafat selama masih ada pengikut NU karena selalu disebut dan dikenangnya. Demikian juga Imam Syafi' yang hanya hidup 54 tahun (150 -204 Hijriah) tak pernah lenyap namanya selama masih yang mengkuti mazhabnya. Ia hidup selamanya.

Jasa yang selalu hidup dari para pahlawan kemerdekaan adalah warisan NKRI berdasarkan Pancasila. Jariyahnya ialah pilihan sistem negara yang menempatkan agama dan negara bagaikan saudara kembar bahkan bagai dua sisi mata uang.

Berita Rekomendasi

Agama dan negara, keduanya tak bisa dipisahkan karena saling menyempurnakan. Agama memberi nilai keadaban sedangkan negara untuk menciptakan keteraturan.

Sebenarnya negara ini sudah mengikuti sunnah Nabi Muhammad saw. sebagaimana termaktub dalam shahifah madinah (Piagam Madinah), bahwa warga negara Indonesia berkomitmen bersama dalam kebhinnekaan. Sebagaimana Rasulullah saw. membentuk negara Madinah.

Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalam negara yang islami. Sebab menurut Imam Al Mawardi dalam kita Al-Ahkam Al-Sulthaniyah menyatakan, negara Islami itu manakala kepemimpinannya mengemban misi kenabian yang berdiri untuk memelihar keutuhan beragama dan menciptakan keteraturan di dunia. (al imamatu maudhu'atun likhilafatin nubuwah fi hirasatiddin wa siasatiddunya).

Negara Indonesia berdasarkan Pancasila adalah harga hidup dan harga mati. Artinya, selama masih berdiri negara Indonesia harus berdasarkan Pancasila demi keutuhan NKRI dan kita siap memperjuangkannya sampai detak jantung menjemput kematian.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas