Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Alumni PMII Siapkan Kadernya di Pemilu 2019
Ikatan Alumni PMII (IKA-PMII) menyadari situasi bangsa Indonesia belakangan ini diwarnai oleh hiruk-pikuk politik, khususnya terkait dengan sedang ber
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ikatan Alumni PMII (IKA-PMII) menyadari situasi bangsa Indonesia belakangan ini diwarnai oleh hiruk-pikuk politik, khususnya terkait dengan sedang berlangsungnya proses pemilihan kepala daerah (pilkada), pemilihan legislatif dan pemilihan presiden secara serentak pada April 2019 nanti.
Sekjend IKA PMII, Hanif Dhakiri mengatakan, banyak alumni PMII yang terlibat dan ikut berkompetisi baik dalam pilkada, pileg, bahkan pilpres.
Dikatakannya, saat ini IKA-PMII memaknai momentum politik tersebut dalam kerangka Konsolidasi Khittah perjuangan IKA-PMII untuk berkontribusi maksimal terhadap bangsa dan negara.
Baca: Tukang Ojek Online yang Keroyok Pemuda di Tambora Hingga Tewas Jalani 17 Adegan Rekonstruksi
"Namun kami tetap lebih mengedepankan penguatan tatanan internal yang kondusif dan produktif bagi terjaganya stabilitas politik nasional yang damai, aman, dan bersatu," kata Hanif, di Bandung, Senin (5/5).
Ditegaskan, IKA-PMII juga bertekad untuk senantiasa menjadi penyangga utama Nahdlatul Ulama (NU) dalam memelihara, mengembangkan, dan mensosialisasikan ajaran-ajaran NU di bidang amaliyah ubudiyah.
"Serta pemikiran dan pemahaman Islam Aswaja al-Nahdliyah yang rahmatan lil-‘alamin, gerakan sosial-kemasyarakatan, dan politik kenegaraan, khususnya dalam menjaga Pancasila dan NKRI," katanya.
Dengan begitu, kata Hanif, atas kesadaran tanggung jawab tersebut, IKA-PMII juga dituntut untuk menyiapkan diri sebagai wadah kaderisasi dan pengembangan sumberdaya manusia. Agar, mempunyai intergirtas dan kapasitas yang memadai dalam menjalani peran dan pengabdiannya dalam organisasi NU serta dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Oleh karenanya, penting disadari oleh seluruh alumni PMII agar dengan penuh kerelaan bahu-membahu dan saling mendukung untuk mengambil bagian dalam mengurus dan membesarkan NU," tegas Hanif.
Ia menambahkan, IKA-PMII perlu mendayagunakan semaksimal mungkin sumber daya alumni untuk mengambil peran dan berkontribusi secara strategis dalam kepemimpinan bangsa dan negara, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional. Terkait ini, IKA-PMII berpegang pada konsepsi kepemimpinan yang kuat dan visioner, tanggap dan responsif terhadap dinamika sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan perkembangan global.
Baca: Korban Tewas Longsor Sindangkarta, Ibu Sedang Di Dapur Anak Pakai Seragam Sekolah
"Secara personal dibutuhkan figur–figur pemimpin bangsa dari kalangan alumni PMII yang tegas dan berkarakter, kharismatik dan berwibawa, serta berintegritas moral yang tinggi, yang bisa membawa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat," ungkap dia.
Namun, menurutnya semua itu tidak akan terwujud jika tidak tercipta situasi yang kondusif bagi setiap komponen bangsa, baik melalui jalur negara, ormas dan partai politik, untuk berperan aktif dalam proses kehidupan berbangsa dan bernegara. "Dari proses itulah akan lahir kader-kader pemimpin bangsa yang diharapkan," ujarnya.
Baca: Pengamat: PSI Makin Populer dan Dapat Simpati Publik Kalau Dilaporkan ke Ombudsman
Guna membangun regenerasi dan kesinambungan organisasinya, lanjut Hanif, Rakernas IKA-PMII memutuskan untuk menyelenggarakan Musyawarah Nasional (Munas) VI sebagai forum tertinggi dalam organisasi IKA-PMII, yang direncanakan berlangsung pada bulan Mei 2018.
Rakernas ini juga merekomendasikan agar penyelenggaraan Munas VI dijadikan momentum penting untuk mengawal ide dan gagasan kepemimpinan nasional yang mampu mewujudkan keadilan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. (*)