Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Orang Indonesia Di Qatar

"Benar benar bebas visa, bukan visa on arrival. Dan ini tanpa bayar sama sekali. Untuk 30 hari,"

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Orang Indonesia Di Qatar
Istimewa
Basri Sidehabi (kanan) dan Egy Massadiah 

Penulis: Egy Massadiah (Master Komunikasi Paramadina, aktivis kesenian dan pecinta jalan jalan dan kuliner)

TRIBUNERS - Transit di Doha, saya ngacir keluar Bandara Hamad International.

Di mulut pintu kedatangan, Hakim El Faqieh orang Bugis Pangkep yang menjadi asisten pribadi dubes RI untuk Qatar sudah tegap menjemput bersama Chandra supir KBRI asal Kerla, India.

Udara April ini bersahabat.

Nyaman belum terlalu panas meski matahari bersinar sempurna.

Peralihan perlahan dari dingin ke musim panas.

Qatar berpenduduk 2,7 juta jiwa.

Berita Rekomendasi

Orang Qatar asli hanya 400 ribuan.

Sisanya expart-pendatang dari hampir 50 an negara.

Luas Qatar kira kira setara dua kali wilayah pulau Bali.

Negeri ini sedang bersolek menyambut hajatan Piala Dunia 2022.

Mengubah image gurun pasir tandus menjadi negeri yang nyaman nan indah.

Jumlah warga Indonesia di Qatar sekitar 30 ribuan orang.

80 persen bekerja di bidang asisten rumah tangga, gardening, dan cleaning service.

Orang Qatar menyebutnya domestik worker.

Tapi yang membanggakan ada juga orang Indonesia, 10-an persen dari jumlah tersebut duduk di jabatan manajer hingga eksekutif dengan gaji per bulannya minimal 8.000 USD sampai 12.000 USD.

Mereka disebut kaum profesional.

Hakim El Faqih lulusan Afrika Internasional University in Sudan tahun 2015 jurusan Aqidah dan Pemikiran Islam memboyong saya ke Wisma Duta di kawasan Dafna Diplomatic Area pusat kota Doha.

Andi Indah Burnawang Johar, asli dari Kecamatan Belawa Wajo yang menjabat kepala rumah tangga wisma menyambut dengan suguhan bakso ayam dan tempe goreng.

Tersaji juga ikan bakar kakap putih berikut cobek cobek terasi ala Bugis.

Dengan bersarung ala laki-laki Bugis, Dubes Marsekal Madya (Purn) Basri Sidehabi Dubes RI mengajak saya berbincang aneka topik.

Basri mengatakan sejak kunjungan Emir Qatar ke Indonesia 18 Oktober 2017 setidaknya ada lima hasil MoU antara Indonesia dan Qatar.

Terkhusus bidang pendidikan, pemuda dan olah raga, kesehatan, luar negeri, serta investasi dan tourism.

"Semua ini perlu segera diimplementasikan," ungkap Basri.

Hal yang juga menggembirakan bagi Dubes Basri yaitu "Bebas Visa" bagi pemegang pasport Indonesia dan sudah berlaku sejak 9 bulan lalu.

"Benar benar bebas visa, bukan visa on arrival. Dan ini tanpa bayar sama sekali. Untuk 30 hari," ungkapnya.

Kebanggaan lain yang berhasil diukir Dubes Basri yakni perjanjian free shipping Pelindo 1 dan 2 dengan Hamad International Port.

"Dulu shipping dari Indonesia via Singapore dan Malaysia, sekarang sudah bisa langsung dari Indonesia ke Hamad Port dibawah koordinasi Pelindo 1 dan 2," jelas mantan anggota DPR RI 2009 - 2014 ini.

Qatar Charity juga mempererat hubungan kedua negara.

Diantaranya mendukung pembangunan mesjid dan sekolah.

Darul Quran Mulia di daerah Serpong, adalah salah satu yang kecipratan rezeki Qatar Charity.

Adapun di Doha saat ini setidaknya ada 15 mahasiswa yang mengikuti kerjasama kuliah singkat jurusan bahasa Arab dan Sastra.

Qatar memang terus menggeliat.

Blokade dan krisis diplomatik yang dipimpin Saudi Arabia tak membuatnya redup.

Sebulan pertama memang terasa ada masalah, tetapi setelah itu meski blokade tetap berlangsung ekonomi Qatar berangsur pulih dan membaik.

Krisis telah membuat Qatar makin tangguh dan juga kreatif.

Kalau pun ada kabar pening yang menimpa KBRI Qatar, adalah seputar urusan domestik worker.

Antara lain sengketa dengan majikan, dizolimi majikan atau agen TKI, dan juga mental pekerja Indonesia yang mudah home sick.

"Baru satu dua bulan kerja sudah minta pulang dan tidak betah," jelas Basri.

Namun ke depan Basri meyakini akan banyak perbaikan.

Undang Undang terbaru tentang tenaga kerja telah disahkan pemerintah Qatar khususnya mengakomodir kaum domestik worker.

Ini menyenangkan semua negara yang memiliki pekerja di Qatar.

Aturan tersebut mewajibkan bahwa pasport dipegang sendiri oleh pekerja.

Sehari dalam seminggu ada libur.

Gaji harus dibayar langsung ke rekening pekerja.

Dalam sehari maximal kerja 10 jam.

Sambil berbincang muncul Ramli Ismail orang Aceh yang sudah menjadi warga Doha.

Sebelumnya Ramli adalah karyawan Pupuk Iskandar Muda Aceh.

Krisis ekonomi 98-99 membuatnya berangkat ke Doha dan diterima bekerja di Qapco (Qatar Petro Chemical) di Mesaeed 30 km dari Doha.

Ayah lima anak ini adalah salah satu pekerja profesional Indonesia dengan posisi dan gaji menggiurkan dalam USD.

Dubes Basri

Marsekal Madya (Purn) Basri Sidehabi merupakan Lulusan Akabri AU 1974, berasal dari Sengkang Sulawesi Selatan.

Ia orang Bugis pertama yang menerbangkan pesawat tempur F 16 dari Amerika ke Madiun pada era tahun 80 an.

Saat masih berdinas di militer, ia pernah menjabat Atase Pertahanan RI di Washington DC, Gubernur Akademi Angkatan Udara, Pangkosek di Mandai, Komandan Sesko TNI serta Irjen TNI.

Terakhir sebelum pensiun ada tiga bintang bertengger di pundaknya.

Menjelang siang kami bergerak ke Souq Waqih kawasan ramai turis.

Saya dijamu aneka makanan khas Qatar dan teh khas Marocco.

Teh ini agak kental dituang ke gelas mungil dengan cita rasa daun mint dan tanpa gula.

Kurma muda yang sepat melengkapi gelora cita rasa di mulut.

Perbincangan pun bergeser ke politik domestik di Jakarta, termasuk suhu pilpres dan tensi pilgub Sulawesi Selatan yang sebentar lagi akan digelar.

Urusan Sulsel menjadi seru, karena kebetulan saya dan dubes satu kampung, sama-sama orang Bugis.

Kebetulan sama-sama tinggal di Amessangeng Desa Maddukelleng Sengkang, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo.

Kebetulan jarak rumah kami cuma selemparan batu.

Dekat dengan taman segitiga Jetpur di kota Sengkang.

Kebetulan juga kami masih keluarga dengan hubungan langsung antara Paman dan Keponakan.

Sekian kabar dari Doha. Silahkan mampir jika jadwal transit anda di atas 6 jam.

Menyenangkan lidah dengan nasi kebuli kambing di kawasan Souq Waqif, muter-muter di Mall Pearl yang megah atau berpetualang sensasi off road di gurun pasir dengan mobil sejenis land cruiser atau pun range rover. Tabe.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas