Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Aiman Kompas TV: Mereka yang Ditinggalkan

Sepekan setelah kerusuhan narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Depok, lima aksi teror terjadi beruntun dan serentak di Surabaya.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Aiman Kompas TV: Mereka yang Ditinggalkan
Surya/AHMAD ZAIMUL HAQ
BOM GEREJA - Polisi berjaga di sekitar lokasi ledakan di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jl Arjuno, Surabaya, Minggu (13/5). Ledakan terjadi di tiga lokasi di Surabaya, yakni di Gereja Kristen Indonesia (GKI), Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS), dan Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela pada waktu yang hampir bersamaan. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

TRIBUNNEWS.COM - Sepekan setelah kerusuhan narapidana teroris di Rutan Mako Brimob Depok, lima aksi teror terjadi beruntun dan serentak di Surabaya.

Tiga bom meledak pagi hari (13/5) di tiga gereja dalam waktu yang berdekatan, yakni Gereja Santa Maria Tak Bercela, Gereja Kristen Indonesia, dan Gereja Pantekosta.

Baca: Kecelakaan Maut di Brebes Tewaskan 11 Orang di Lokasi, Polisi: Kami Menduga karena Rem Blong

Usut punya usut, terduga teroris yang melakukan aksi keji tersebut berasal dari satu keluarga. Terduga teroris Dita Oepriyarto, beserta Istri dan kelima anaknya melakukan bom bunuh diri di ketiga lokasi tersebut. Ledakan bom mengakibatkan 18 orang tewas dan 57 orang luka-luka.

Malam harinya, sebuah bom kembali meledak di rumah susun Wonocolo Sidoarjo, Jawa Timur.

Ledakan ini terjadi saat hendak dilakukan penggerebekan di rumah terduga teroris, diduga bom tak sengaja dipicu pelakunya. Kurang dari 24 jam setelah itu, aksi teror kembali mengguncang Surabaya.

Senin pagi (14/5) sebuah ledakan keras terdengar di Polrestabes Surabaya. Aksi ini menewaskan satu anggota polisi. Rangkaian aksi keji ini memiliki kesamaan yakni dilakukan oleh sejumlah anggota keluarga, bahkan anak-anak di bawah umur.

Aksi teror yang melibatkan anak-anak dan perempuan adalah kali pertama terjadi di sepanjang sejarah Indonesia.

Penyelidikan terus dilakukan, beberapa kejanggalan muncul belakangan meski sebagian besarnya belum tampak di permukaan.

Jurnalis KompasTV, Aiman Witjaksono pun menemukan kejanggalan di akun media sosial anak terduga teroris pelaku bom bunuh diri di gereja, terungkap dari keterangan guru sekolah yang ditemuinya.

Berita Rekomendasi

Dan bagaimana kronologi penyelamatan korban anak terduga teroris yang selamat dari aksi bom mematikan keluarganya di Polrestabes Surabaya? Aiman menemui AKBP Roni Faisal yang menyelamatkan nyawa anak berumur 8 tahun sesaat pasca ledakan.

Saksikan program AIMAN dalam episode Eksklusif "Mereka yang Ditinggalkan... " yang akan tayang Senin 21 Mei 2018 pukul 20.00 WIB di KompasTV. (Metalia/ KompasTV)

Sumber: Kompas TV
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas