Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Mahasiswa UNM Perkenalkan Topeng Malangan ke Generasi Penerus Bangsa

Perkembangan teknologi yang semakin pesat, telah banyak menunjukan kemajuan yang luar biasa. Kehadirannya memberikan dampak yang cukup besar terhadap

zoom-in Mahasiswa UNM Perkenalkan Topeng Malangan ke Generasi Penerus Bangsa
TRIBUN JATENG/A Prianggoro
Kesibukan Pekerja Seni dalam membuat Topeng di Padepokan Seni Topeng Malangan, Jalan Prajurit Slamet, Dukuh Kedungmonggo, Desa Karangpandan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 01/02/2017. Bisnis kerajinan topeng secara turun-temurun, dengan harga yang bervariasi mulai Rp 10 ribu hingga hingga seharga Rp 1 juta, Padepokan Seni Topeng Malangan Pimpinan Handoyo telah pentas di Thailand pada Maret 2013 dan di Moscow pada Agustus 2016 lalu. (TRIBUN JATENG/ A Prianggoro) 

TRIBUNNEWS.COM, MALANG - Perkembangan teknologi yang semakin pesat, telah banyak menunjukan kemajuan yang luar biasa. Kehadirannya memberikan dampak yang cukup besar terhadap kehidupan manusia dalam berbagai waktu dan dimensi.

Namun, selain memberikan keuntungan, ternyata tidak dapat dipungkiri bahwa terdapat hal negatif yang secara tidak sadar ikut membawa perubahan pada karakter anak-anak kecil saat ini.

Seperti halnya yang terjadi di Desa Urek-Urek Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang, terlihat adanya kecenderungan anak-anak kecil bermain gawai dari pada bermain di luar rumah.

Baca: Jenazah Korban KM Sinar Bangun Dievakuasi Gunakan Tali dan Alat Berat di Kapal Feri

Hal ini membuat mereka enggan untuk mempelajari mengenai kebudayaan dan sejarah yang ada disekitar mereka.

Inilah yang melatar belakangi Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Malang untuk mengadakan kegiatan yang mencakup sejarah, seni, dan budaya, dengan mengemas kegiatan ini menggunakan konsep bermain, belajar, dan bersenang-senang.

Kegiatan edukatif berupa Workshop Topeng Malangan, dengan tujuan memberikan mereka edukasi tentang sejarah Topeng Malangan agar mereka lebih mengenal budaya, seni dan sejarah yang ada disekitar mereka dengan konsep yang menyenangkan serta jauh dari kata membosankan.

Kegiatan dilaksanakan pada  2 Juni 2018  lalu di MI Miftahul Ulum Desa Urek-Urek Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang.

BERITA REKOMENDASI

Ketua pelaksana dari Kegiatan “Workshop Topeng Malangan” adalah Bambang Suprapto Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling Angkatan 2015, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Malang mengatakan program tersebut fokus pada cara anak memahami budaya sebagai kearifan lokal.

“Kegiatan ini  mengajak siswa-siswi dari MI Miftahul Ulum kelas 5 dan 6 Desa Urek-Urek Kecamatan Gondang Legi, Kabupaten Malang yang berjumlah 51 siswa. Kami bekerjasama dengan Mas Eben dari Kedai Seni Malangan selaku penggiat Topeng Malangan sebagai pemateri kegiatan Workshop Topeng Malangan,” tutur mahasiswa yang akrab disapa Soeprapto ini.

Baca: Pengelola Tol Jakarta-Merak Sebut Ada Enam Korban Pelemparan Batu

Workshop Topeng Malangan, mengajak anak-anak untuk membuat kerajinan mini berupa gantungan kunci berbentuk Topeng Malangan.

Dimulai dari pengenalan karakter-karakter Topeng Malangan seperti panji Asmoro Bangun, Dewi Sekartaji, Gunung Sari, Dewi Ragil Kuning, dan Bapang yang dijelaskan oleh Mas Eben selaku pemateri yang disambung dengan sejarah singkat Topeng Malangan.

Selain pengenalan budaya Topeng Malangan, para peserta kegiatan tersebut juga mengikuti kegiatan  pembuatan gantungan kunci Topeng Malangan.


Kegiatan yang dilakukan setelah penjelasan cara pembuatannya dari perkenalan bahan sampai alat-alat yang digunakan. Praktik pembuatan gantungan kunci Topeng Malangan berlangsung sangat menyenangkan.

Hal ini terlihat dari para siswa yang tidak canggung bertanya dan ragu untuk menggoreskan kuasnya pada topeng mini mereka.

"Asyik mas seru! Aku bisa bikin gantungan kunci Topeng Malangan sendiri dan belajar tentang Topeng Malangan,” kata Nabil siswa kelas 6 dengan semangat.

Pendapat senada juga disampaikan Zainudin selaku kepala sekolah MI Miftahul Ulum yang mengapresiasi kegiatan tersebut.

“Kegiatan Kreatif dan edukatif seperti ini sangat tepat untuk mengisi kegiatan siswa setelah ujian akhir semester, agar siswa mengenal sekaligus belajar tentang kesenian dan kebudayaan yang ada di sekitar merka,” pungkasnya. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas