Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Masalah Sungai Citarum Bukan Cuma Persoalan Masyarakat Jawa Barat kata Prof. Wiku Adisasmito MSc PhD

Tindakan tegas menurut Profesor Drh Wiku Adisasmito MSc PhD seharusnya sudah dilakukan sejak 20 tahun lalu.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Masalah Sungai Citarum Bukan Cuma Persoalan Masyarakat Jawa Barat kata Prof. Wiku Adisasmito MSc PhD
ist
Wiku Adisasmito 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tindakan-tindakan tegas yang dilakukan pihak keamanan terhadap perusahaan-perusahaan yang telah membuang limbah industrinya ke Sungai Citarum, menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Profesor Drh Wiku Adisasmito MSc PhD seharusnya sudah dilakukan sejak 20 tahun lalu.

"Saat ini perusahaan-perusahaan yang didirikan di sepanjang aliran Sungai Citarum sudah lebih dari 3000 pabrik, perusahaan tekstil cukup dominan. Tentu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk membenahi kinerja lingkungan pabrik-pabrik tersebut," ungkap Wiku.

Untuk itu Wiku berharap pemilik perusahaan itu sendiri yang seharusnya memiliki kesadaran membuat IPAL jika tidak ingin nasib pabriknya akan sama seperti pabrik-pabrik yang sudah dihentikan izin operasinya.

Wiku memang memiliki perhatian yang tinggi terhadap normalisasi Sungai Citarum. Saat ini ia ikut membantu program Citarum Harum bersama Sesjen Wantannas Letjen TNI, Doni Monardo.

Gerakan menyelamatkan Sungai Citarum sebetulnya sudah dilakukan sejak akhir tahun 2017 lalu saat Doni Monardo masih menjabat sebagai Pangdam 3 Siliwangi.

Kini, gerakan Citarum Harum telah dicanangkan sebagai gerakan nasional yang telah diperkuat oleh Presiden Jokowi dengan Perpres no.15 tahun 2018.

"Jadi, masalah Sungai Citarum bukan cuma persoalan masyarakat Jawa Barat. Justru yang menerima dampak terberat adalah masyarakat Jakarta dan sekitarnya karena selama ini menggunakan air dari Sungai Citarum untuk minum," jelas Wiku Adisasmito.

Berita Rekomendasi

Wiku pun mengingatkan, krisis yang dialami Sungai Citarum bukan hanya disebabkan oleh limbah pabrik yang dibuang langsung tanpa diolah. Dari penelitian yang telah dilakukan, menurunnya kualitas air Sungai Citarum, limbah pabrik andilnya sekitar 30 %.

Sedangkan 70 % lainnya disebabkan oleh faktor lain, yang terbesar adalah kotoran hewan ternak serta kotoran manusia yang juga dibuang langsung ke Sungai Citarum.

Untuk mengatasi persoalan kotoran hewan yang dibuang langsung ke sungai mulai di daerah Danau Cisanti, Wiku mengusulkan agar ada kerjasama antara pimpinan daerah Jawa Barat dan DKI Jakarta.

"Mungkin akan bijaksana jika Pemda DKI Jakarta bersedia memberikan hibah ke Pemda Jabar untuk mengelola kotoran hewan ternak tersebut agar diolah menjadi pupuk organik. Hasil produksi pupuk tersebut nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan peternak dan langsung hasilnya dimanfaatkan oleh Dinas Pertamanan DKI Jakarta untuk merawat tanaman-tanaman yang ada di Ibukota menjadi asri. Beban kerja PAM DKI pun menjadi lebih ringan," papar Wiku.

Diakui Wiku, program penyelamatan Sungai Citarum ini pun juga bisa dilakukan Penjabat Gubernur Jabar Komjen Pol Mochamad Iriawan dengan membuat MCK Komunal di banyak tempat sekitar outlet pemukiman penduduk menuju DAS Citarum.

“Diperlukan dua langkah strategis antara Cisanti dan Jakarta untuk mengatasi setidaknya hingga 70% sumber pencemar Sungai Citarum," ujar Wiku.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas