Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Berpikir Kritis Membunuh Informasi Bohong
Sebuah kata memang punya kesaktian sendiri, punya daya jangkau yang sangat kuat untuk mempengaruhi dan melampaui maksud mula-mula ketika kata itu diuc
Ditulis oleh Arif Hidayat Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Nasional
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah kata memang punya kesaktian sendiri, punya daya jangkau yang sangat kuat untuk mempengaruhi dan melampaui maksud mula-mula ketika kata itu diucapkan.
Sebuah pemberitaan dalam peristiwa dapat dikelola dan disusun ulang untuk melayani kepentingan tertentu.
Dan sebuah berita dapat memberikan suatu sumber yang paling cepat dalam memberikan suatu informasi tentang suatu peristiwa.
Baca: Analis: Kinerja Keuangan Bank BTN Berpotensi Tumbuh Lebih Baik
Dalam hal itu, sebuah berita tidak luput dari suatu kecanggihan teknologi seperti yang kita ketahui saat ini.
Teknologi saat ini menjadi suatu sumber yang dibutuhkan untuk mempermudah dalam kelangsungan dan kenyamanan hajat hidup manusia.
Di Indonesia sendiri saat ini sedang menyatakan prang dalam suatu pemberitaan palsu yang menyampaikan suatu informasi yang sesungguhnya tidak benar, tetapi dibuat seolah-olah benar adanya (hoax).
Seperti hal-nya saat ini, informasi mengenai peristiwa kesehatan, pendidikan, olahraga, bencana alam, dan khususnya politik yang seharusnya menjadi salah satu nilai persatuan negara. malahan membuat kerusakan dalam kehancuran Nnegara.
Dan saat ini segala bentuk informasi mudah kita terima melalui media-media, dan khususnya media sosial menjadi sangat tinggi nilainya dalam menyebarkan berita-berita yang belum benar adanya.
Menurut Fathuddin ja’far, dalam bukunya (SEI Empowernment Road to the Great Success) dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya seperti malaikat, iblis, hewan.
Sudah selayaknya kita berpikir lebih luas, agar segala bentuk kehidupan bermasyarakat dalam menjalani kehidupan yang rukun, damai dan tentram dapat tercapai.
Baik dalam persoalan pemilihan pemimpin negara, dan persoalan agama dan budaya.
Karena sudah banyak persoalan untuk memecahkan persatuan Indonesia dengan memakai cara-cara lama seperti (devide et impera).
Soekarno pernah mengatakan, “Bahwa kedaulatan bangsa hanya mampu dicapai melalui persatuan dari semua kekuatan sosial yang ada dalam masyarakat."
Baca: BMKG Peringatkan Gelombang Tinggi Hingga 6 Meter di Perairan Sumatera, Jawa, Bali Hingga NTT
Maka dari itu sudah selayaknya Manusia sebagai mahkluk paling sempurna, mampu menerima, memilah, dan menyampaikan dengan baik segala bentuk informasi yang benar-benar adanya.