Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Ciptakan Pemilu Berkualitas, Pemuda Jangan Apatis
Dalam beberapa hari masyarakat indonesia akan segera mengetahui siapa pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019-2024.
Dikirimkan oleh Cendekia Muda Nusantara
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam beberapa hari masyarakat indonesia akan segera mengetahui siapa pasangan calon presiden dan wakil presiden 2019-2024.
Spekulasi terus bermunculan ditengah masyarkat. Semua masih menduga-duga sosok yang pantas dan punya integritas.
Hal demikian itu menurut Ketua Cendekia Muda Nusantara, Adi Baiquni tentu menjadi momen yang akan membawa atmosfir berbeda ketimbang hari biasa.
Baca: Di Tengah Perang, Presiden Suriah Bashar Al Assad Dampingi Istri Jalani Perawatan Kanker Payudara
“Semua masih dihadapkan dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan, nah politik ‘keriuhan’ nilah yang membuat publik tensinya bisa saja memanas. Mempengaruhi kondisi sosial di masyarakat,” ujarnya di Cikini Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
Terlepas dari segala kemungkinan itu semua, mantan Ketua DPP KNPI ini mengajak semua pihak terutama kepada kaum muda mensukseskan pesta demokrasi agar pemilu aman dan damai.
Baca: Pria Tikam Dua Anaknya hingga Tewas lalu Telfon Istrinya, Korban Sempat Memohon, Ampuni Aku Ayah
“Tanggung jawab kita bersama apalagi kaum muda yang notabennya kaum terdidik tentu sangat menentukan sekali terhadap proses jalannya demokrasi,” tuturnya.
“Kaum muda harus punya kepedulian dalam menciptakan demokrasi. kaum muda tidak boleh apatis,” tegasanya.
Sebab menurutnya, pemilu kali ini merupakan fase pintu masuk kehidupan demokrasi yang sesungguhnya.
Proses edukasi politik dapat berjalan dengan baik apabila masyarakatnya sadar demokrasi dan dalam mewujudkan ini dibutuhkan masyarakat yang terdidik.
Disamping itu tentunya yang tidak kalah penting Komisi Peneyelenggara Pemilu (KPU) harus punya integritas dan memenuhi asas demokrasi dalam mewujudkan pemilu yang jurdil, berintegritas menciptakan pemilu yang kondusif dan aman.
Penting diketahui sambungnya, bahwa pemilu bukan semata-mata ansih peristiwa politik atau hanya sekedar memilih untuk menggugurkan kewajiban. Tetapi yang harus disadari secara kolektif pemilu merupakan bagian dari perbaikan sosial dan ekonomi, mengangkat citra bangsa Indonesia di mata dunia.
“Elit politik mempunyai tanggung jawab moral dalam memberikan edukasi kepada masyarakat. Elit politik tidak boleh arogan, mereka harus bisa mengayomi dan menjadi penyejuk dalam situasi politik yang panas,” tutupnya.