Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Trauma Hambat Tindakan Medis Korban Gempa Lombok

Wajah Haini (50 tahun) tersenyum usai mendapatkan perawatan gips dari dokter spesialis orthopedhi yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Anggota (MPA) B

zoom-in Trauma Hambat Tindakan Medis Korban Gempa Lombok
ISTIMEWA
Wajah Haini (50 tahun) tersenyum usai mendapatkan perawatan gips dari dokter spesialis orthopedhi yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Anggota (MPA) Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dr Basuki Supartono. 

Dikirimkan oleh BSMI 

TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Wajah Haini (50 tahun) tersenyum usai mendapatkan perawatan gips dari dokter spesialis orthopedhi yang juga Ketua Majelis Pertimbangan Anggota (MPA) Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dr Basuki Supartono.

Wajah meringis kesakitannya hilang usai mendapat perawatan dari dokter Basuki yang juga baru tiba dari Jakarta.

Basuki menyebut rumah sakit lapangan (rsl) BSMI yang berdiri di Desa Pemenang Timur, Lombok Utara sudah melayani ribuan pasien baik rawat jalan maupun rawat inap.

Baca: Liga Italia Mengheningkan Cipta Akibat Tragedi Jembatan Runtuh di Genoa

Kasus pasien tulang, ujar Basuki, masih menjadi permasalahan tersendiri pada korban gempa NTB. Basuki menyebut, pasien patah tulang justru ditemukan oleh relawan BSMI setelah menyisir tenda-tenda pengungsian sampai ke daerah bukit.

"Jadi medan evakuasi cukup berat terutama yang ada di bukit. Setiap hari relawan kita menyisir daerah-daerah yang sulit," papar Basuki di Lombok Utara, Rabu (15/8/2018).

Ia menyebut setidaknya ada empat kendala yang sering diungkapkan korban gempa di NTB terkait kesehatan. Pertama pasien enggan meninggalkan keluarga yang juga sama-sama di pengungsian.

Berita Rekomendasi

Hadirnya RS Lapangan BSMI, papar Basuki, cukup membantu pengungsi karena hanya berjarak lima puluh meter dari pengungsian.

Baca: Link Live Streaming Persib Bandung Vs PSKC Cimahi

Kedua, trauma korban terhadap bangunan termasuk bangunan rumah sakit. Para korban ini, ujar Basuki, lebih nyaman berada di tenda-tenda pengungsian karena trauma dan khawatir adanya gempa susulan.

Ketiga, pada kasus pasien tulang banyak yang takut untuk dilakukan tindakan operasi. Terakhir, para korban takut dengan biaya tindakan medis terutama operasi.

"Kami sudah memberikan pemahaman jika tindakan medis di RS Lapangan semuanya gratis dan harusnya tindakan operasi bagi pasien kasus tulang," ungkap Basuki.

Basuki juga menyebut, RS Lapangan BSMI akan segera dilengkapi ruang tindakan operasi dengan tenda dari BNPB. Ia menargetkan dalam dua hari ruang operasi bisa melengkapi ruang IGD, rawat inap dan poli rawat jalan dokter umum dan spesialis yang sudah berjalan.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas