Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

KBI Gelar Pelatihan tentang Pancasila

Apa yang terjadi jika Pancasila kehilangan kekuatan simboliknya sebagai perekat keragaman bangsa? Apa yang terjadi jika Pancasila memudar

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in KBI Gelar Pelatihan tentang Pancasila
Tribunnews/Herudin
Anick HT (kiri). 

TRIBUNNERS - Apa yang terjadi jika Pancasila kehilangan kekuatan simboliknya sebagai perekat keragaman bangsa? Apa yang terjadi jika Pancasila memudar sebagai identitas nasional?

Baca: Pengembangan Penyelundupan 5 Kilogram Ganja asal Aceh, Polisi Tangkap 2 Orang di Jakarta

Dalam rilisnya beberapa bulan yang lalu, Lingkaran Survei Indonesia (LSI Denny JA) menemukan data yang mengkhawatirkan. Sejak tahun 2005, lalu 2010, 2015 hingga 2018, warga pro Pancasila terus menurun dari 85,2 persen menuju 75.3 persen.

Selama 13 tahun terakhir, dukungan warga kepada Pancasila menurun sekitar 10 persen. Di sisi lain, di era yang sama, pendukung NKRI bersyariah naik 9 persen. Publik yang pro NKRI bersyariah tumbuh dari 4,6% (2005) menjadi 13,2% (2018), 13 tahun kemudian.

Selama empat hari kemarin, ada perhelatan yang cukup menarik perhatian, yakni Pelatihan 1000 Juru Bicara Pancasila. Pelatihan ini melibatkan 40 orang peserta berasal dari beragam latar belakang seperti aktivis mahasiswa, perwakilan dari organisasi keagamaan Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha.

Selain penguatan isu kebangsaan, mereka juga dilatih skill penulisan, berdebat, dan manajemen media sosial. Pelatihan ini sendiri diselenggarakan oleh Komunitas Bela Indonesia (KBI) pada Jumat (31/8) sampai dengan Senin (3/9) 2018 bertempat di Hotel The Rizen, Bogor.

Anick HT, koordinator program KBI menyatakan bahwa pelatihan ini dibuat mengingat ancaman intoleransi dan terorisme saat ini sudah pada tahap yang sangat mengkhawatirkan, yakni melibatkan keluarga, termasuk anak-anak kecil.

Untuk itu, Pancasila sebagai ideologi bangsa yang menjadi perekat terbaik yang dimiliki bangsa ini perlu didengungkan ulang, bahkan dimarketingkan.

Berita Rekomendasi

Pengelolaan media sosial menjadi salah satu titik tekan penting dalam pelatihan ini. “Beberapa riset menunjukkan, di dunia media sosial saat ini ternyata follower para influencer atau tokoh masyarakat yang menyebarkan konten negatif lebih banyak daripada yang kontennya positif,” ujar Anick.

Pelatihan ini nampak dipersiapkan dengan serius untuk membuat juru bicara yang ditargetkan 1000 orang dari 25 provinsi melakukan kerja-kerja kebangsaan secara sistematis dan massif.

Komunitas ini sendiri telah memproduksi buku rujukan utama berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim.

Di samping itu, menurut penjelasan Anick HT, mereka juga menyiapkan seluruh materi, baik isu maupun skill, berupa slide power point maupun dalam bentuk serial video, untuk dimanfaatkan oleh khalayak yang hendak mengadakan pelatihan sejenis di manapun.

‘Kami ingin sebanyak mungkin elemen bangsa ini peduli terhadap keutuhan dan kedamaian negeri ini. Dan setelah peduli, lalu melakukan sesuatu, sekecil apapun. Jika Anda berminat, ikuti informasinya di akun kami: @jaringankbi."

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas