Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Tiga Petualang dan Penulis Legendaris Diskusi Buku Kilimanjaro Menapak Atap Afrika
Gol A Gong akhir-akhir ini sangat aktif berkeliling Indonesia untuk mengampanyekan Gempa Literasi
Editor: Eko Sutriyanto
Kilimanjaro – Menapak Atap Afrika
Gunung Kilimanjao adalah gunung tertinggi di Afika, satu dari tujuh puncak dunia (The 7 summits of the wold). Versi Messner, ada tujuh puncak gunung yakni Gunung Everest, Aconcagua, Denali, Kilimanjaro, Vinson, Elbrus, dan Puncak Jaya.
Setiap pendaki gunung atau petualang pasti memiliki angan, obsesi dan mimpi untuk bisa merasakan pengalaman berada di Uhuru Peak, Puncak Kilimanjaro.
Rahmat Hadi atau kerap dipanggil Hadi adalah salah satu penggiat alam yang berhasil mewujudkan angan dan mimpinya mendaki Kilimanjaro. Kisah perjalanan yang diwarnai dengan cobaan dan intrik dituangkan dalam buku ke-2 yang ditulisnya.
Diluncurkan 1 November silam, "Kilimanjaro Menapak Atap Afrika", demikian judul bukunya sudah hadir untuk memuaskan rasa kaingin tahuan pembaca dan penggiat alam tentang gunung Indah nan eksotis itu.
Membaca buku setebal 296 halaman ini ibarat ikut serta dalam perjalanan menjelajah jengkal demi jengkal tanah di belahan benua Afika. Diulas dengan bahasa ringan dan sederhana, pembaca seolah di ajak berjalan bersama langkah sang penulis.
Kisah diawali dengan rencana penulis menjejakkan kaki di gunung lain usai menyelesaikan perjalanan menjenjelajah Himalaya ke Everest Base camp. Perjalanan yang mengisi lembar demi lembar buku pertama Menggapai Mimpi ke Puncak Dunia yang diluncurkan setahun silam. Keberanian dan kepercayaan diri yang tinggi menghadirkan rasa penasaran untuk kembali menjelajahi gunung-gunung tinggi di dunia. Kilimanjaro akhirnya dipilih untuk petualangan berikutnya.
Membuat rencana tak semudah menjadikannya kenyataan. Halangan, rintangan dan cobaan datang silih berganti. Tak tanggung-tanggung, semua kendala itu nyaris membuat perjalanan ini gagal.
Diawali dengan dilema penulis saat harus memilih antara mengikuti ego dan kata hati untuk berpetualang dan memenuhi keinginan ibunya. Tentunya, sebagai seorang anak yang sangat mencintai ibunya, “keinginan Mama adalah titah”. Penulis pun mengalah dan mengubur keinginannya untuk menjelajah Kilimanjaro.
Cobaa kedua datang saat penulis harus kembali memilih antara keinginan dia dan kepentingan keluarga. Lagi-lagi sang penulis mengalah. Biaya yang sudah disiapkan untuk berpetualang selama tiga minggu di Afrika harus dialihkan untuk melakukan renovasi rumah. Semua tabungan kembali melayang.
Terakhir saat merasa semua rintangan sudah teratasi dan perjalanan siap dilakukan, cobaan kembali menerpa. Kali ini sang penulis harus kehilangan uang dan kepercayaan kepada seseorang yang dikenalnya lewat sosial media.
Seseorang yang mengaku provider pendakian dan berjanji untuk membuat mimpi penulis menjejakkan kaki di Puncak Kilimanjaro menjadi nyata ternyata bermaksud menipu dan mempemainkannya. Kembali penulis kecewa dan nyaris membatalkan semua rencananya. Tak ayal, mimpi ke Afrika harus tertunda selama 2,5 tahun.
Semangat pantang menyerah dan mencoba bangkit dari kekecewaan, penulis kembali memulai segalanya dari awal. Alhasil semua rencana dapat berjalan lancar. Perjalanan membelah cakrawala dari Indonesia ke Tanzania di Afrika Timur akhirnya terwujud. Kisah itu yang mengisi bab-bab awal dari total keseluruhan 15 bab.
Selanjutnya penulis menceritakan pengalaman mulai dari kali pertama menjejakkan kaki di ranah Afrika. Berbagai kejadian menarik dan unik dialami mulai dari proses aklimatisasi (penyesuaian tubuh terhadap cuaca sekitar) hingga detik-detik menjelang puncak Kilimanjaro.
Daya dan tenaga yang sudah terkuras habis oleh perjalanan panjang kembali hampir mengubur mimpinya untuk tiba di Uhuru Peak, Puncak Kilimanjaro. Perjalanan menuju puncak diawali saat detik-detik pergantian hari dalam balutan suhu di bawah nol derajat. Sesaat setelah langkah awal terayun, tak ada kesempatan mundur.