Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Siapa dan Apa Bambu Unik Salib

Saya bukan ahli terawang, jadi tidak tahu apakah di bambu unik salib ini ada khodamnya atau ada jenis makluk astral lain besemayam si situ.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Siapa dan Apa Bambu Unik Salib
foto: alex palit
Bambu unik salib 

Oleh: Alex Palit

Saya bukan ahli terawang, jadi tidak tahu apakah di bambu unik salib ini ada khodamnya atau ada jenis makluk astral lain besemayam si situ. Dan saya pun tidak ingin mempersoalkan itu.

Tapi yang pasti, dari sekian banyak pakem yang ada, bambu unik salib atau yang juga disebut patil lele atau bambu pengasihan ini adalah salah satu yang saya sukai, selain pring pethuk dan sambung roso.

Dan yang pasti, sebagai pecinta, kolektor dan pengaji deling di Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN), saya banyak mendapatkan pelajaran hidup dan kehidupan dari aneka pakem bambu unik yang ada, membaca bambu mengungkap makna dari bahasa tanda alam kendati itu datangnya dari sepotong bambu.

Lewat ngaji deling – kitab tanpo waton ora tinulis ning iso diwoco, kita tidak sekadar diajak untuk membaca semiotika bahasa tanda alam apa yang tersurat dan tersirat di balik spesifikasi keunikan bambu unik, tapi juga memaknainya.    

Seperti halnya pada semiotik bahasa tanda yang tersurat dan tersirat bambu unik salib ini yang secara filosofis mengandung makna yang mengajarkan kepada kita bagaimana manusia harus menjaga keseimbangan dan harmonisasi dalam hubungan vertikal – horisontal.

Dalam hubungan batang vertikal mengajarkan kepada kita bagaimana manusia menjaga ketakwaannya sebagai makluk ciptaanNya dengan Sanghyang KhaliqTuhan Semesta Alam.

Berita Rekomendasi

Sedang dalam hubungannya yang berupa dua ranting horisontal, mengajarkan kepada kita bagaimana manusia menjaga harmonisasi keseimbangan hubungan sosial dalam hidup dan kehidupan.

Dari bambu ini pula kita diajak ngaji deling, ngaji roso dan ngaji diri untuk berkaca dan menemukan sejatinya diri kita dalam konteks hubungan vertikal dengan Sanghyang Khaliq maupun harmonisasi hubungan horisontal dengan antar manusia. Sudah selaraskah?

Setidaknya dengan ngaji deling bambu unik salib, kita bukan terjebak pada penerawangan semata apakah di bambu ini ada khodamnya atau ada jenis makhluk astral lainnya yang bersemayam di situ.

Justru dari sepotong bambu unik salib ini menjadi pengingat dan mengajarkan bagi kita sebagai manusia untuk senantiasa menjalin  hubungan harmonisasi dalam satu persilangan vertikal – horizontal, antara kita (manusia) dengan Sanghyang Khaliq dan antara kita sesama manusia dalam satu semangat cinta kasih.

Dan harmonisasi keseimbangan dalam menjaga hubungan vertikal – horisontal merepresentasikan sebagai simbolisasi perwujudan cinta kasih yang dalam bahasa kitab disebut habluminallah – habluminnanas. Semoga!

*Alex Palit, seniman bambu unik, pendiri Komunitas Pecinta Bambu Unik Nusantara (KPBUN) dan Galeri Bambu Unik KPBUN.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas