Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rektor UI Harus Bisa Ciptakan SDM Unggul
Perguruan Tinggi di Indonesia sedang menanggung beban yang berat tapi mulia.
Editor: Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perguruan Tinggi di Indonesia sedang menanggung beban yang berat tapi mulia.
Sebab perguruan tinggi mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas demi tercapainya Era Indonesia Emas di tahun 2045.
Beban sekaligus tantangan itu juga melekat pada Universitas Indonesia (UI) yang saat ini sedang mencari rektor baru.
"Pertimbangan kompetensi tinggi dalam manajemen pendidikan, pengetahuan teknis yang teruji dan realistis dalam melahirkan produk manusia unggul harus jadi kriteria utama," kata anggota Komisi X DPR RI Itet Tridjajati Sumarijanto di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Menurutnya, perguruan tinggi harus dikembalikan menjadi tempat untuk mempersiapkan bibit-bibit unggul bangsa untuk membangun Indonesia.
"Dan itu juga tugas Rektor bersama jajarannya untuk mempersiapkan bibit unggul ini," katanya lagi.
Senada dengan Itet Tridjajati Sumarijanto, DR. Itje Chodidjah selaku pengamat pendidikan dari Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung menyatakan bahwa Rektor bisa berasal dari mana saja, bahkan dari universitas lain di Indonesia.
Khusus untuk UI, diharapkan Rektor baru yang berasal dari luar kampus bisa memberikan nilai tambah.
"Yang penting, semangatnya membawa visi dan misi yang sesuai dengan civitas akademika yang ada di UI. Mestinya gak jadi masalahm" kata Itje kepada wartawan.
Yang pasti, Itje menegaskan bahwa harus ada kriteria yang dipenuhi. Siapapun yang mengajukan diri untuk jadi Rektor UI harus memiliki kualifikasi akademik dan leadershipnya.
Rektor UI ke depan, menurut Itje, harus memiliki pandangan yang futuristik.
Artinya, memiliki inovasi yang membekali mahasiswa untuk bisa berpastisipasi di kehidupan abad 21 ini.
Karena pada akhirnya, Universitas itu sebagai tempat ditempanya orang-orang untuk melahirnya SDM unggul.
Anggota Komisi X DPR RI yang membidangi pendidikan, Ledia Hanifa juga punya pesan tersendiri untuk calon Rektor baru UI.
Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang juga alumnus UI itu, seorang rektor bukan hanya simbol akademik tapi juga manajer perguruan tinggi.
"Jadi ketrampilan manajerial juga penting. Bisa diterima stakeholder atau civitas akademika. Dan bisa menggalang partisipasi untjk pengembangan perguruan tinggi, termasuk alumni," kata Ledia.
Lebih lanjut, ia berharap agar Rektor baru UI bisa menjadi ujung tombak pengembangan perguruan tinggi untuk mencapai standar pelayanan pendidikan tinggi yang berkualitas.
Baca: Begini Reaksi Luna Maya saat Didoakan Bisa Menikah dengan RM BTS oleh Sutradara Ternama
Baca: Nikita Mirzani Pamer Barang Mewah di Rumahnya, Nia Ramadhani Girang Injak Ubin Seharga Rp 700 Juta
Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor Universitas Indonesia (P3CR UI) telah menjaring 21 nama untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya dalam pemilihan bakal calon Rektor UI yang baru.
Dari 21 nama itu, ada Arissetyanto Nugroho yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Mercu Buana (UMB) selama dua periode.
Lulus dari Fakultas Teknik UI pada 1992 dan Magister Manajemen FEUI pada 1999, Arissetyanto merintis karir di dunia pendidikan menjadi dosen di UMB.
Kendati berkarir di luar, Arissetyanto tetap berkontribusi terhadap pembangunan alma maternya di FT UI.
Ia juga menjembatani kerjasama Fakultas Teknik dan Kementerian Sumber Daya Mineral untuk penyelenggaraan kelas di Magister Teknik.
"Menurut saya biasa saja. Apa yang saya lakukan sudah sewajarnya, itu kan bentuk pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi.", ungkap Arissetyanto dalam sebuah wawancara beberapa waktu lalu.