Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jejak JK, dari Sicincin, Angkasa hingga New York

Jadwal pun diatur sedemikian rupa, sehingga Wapres mengagendakan kunjungan ke acara launching pembangunan jalan itu.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Jejak JK, dari Sicincin, Angkasa hingga New York
Ist/Tribunnews.com
Jusuf Kalla mengenakan batik saat Sidang Umum PBB 

TRIBUNNEWS.COM - Dua periode menjabat Wakil Presiden untuk dua presiden yang berbeda yakni Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo.

Jasa dan pengabdian Jusuf Kalla bagi nusa dan bangsa begitu besar.

Jejak-jejak perdamaian yang disemai, telah meneguhkan ketenteraman hati jutaan orang, tidak saja di dalam, tetapi juga di luar negeri.

“Ssat-set-sat-set” orang bilang.

Kata-kata tak berbentuk, tapi sarat makna yakni cekatan, cepat-selamat, efektif, efisien dan semua idiom positif terkait kemampuannya mengatasi persoalan.

Egy Massadiah mendampingi Jusuf Kalla berjalan kaki ke Markas PBB
Egy Massadiah mendampingi Jusuf Kalla berjalan kaki ke Markas PBB.

Apa pun persoalannya, mulai dari soal-soal di lingkungan kecil, persoalan daerah, persoalan bangsa, sampai ke persoalan dunia.

Tak heran, begitu banyak orang merasa “utang terima kasih” kepada JK.

Berita Rekomendasi

Sekalipun, Wapres asal Bone Sulawesi Selatan itu bukan tipikal manusia yang “menuntut terima kasih” dari siapa pun yang pernah merasakan kehadiran dan kemanfaatannya.

Dody Ruswandi adalah salah satunya. Mantan Kepala Dinas PU Provinsi Sumatera Barat yang memungkasi karier ASN sebagai Sekretaris Utama (Sestama) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, adalah salah satunya.

Dody tak pernah melupakan peristiwa pembangunan jalan ruas Sicincin – Malalak di Sumatera Barat tahun 2006.
Saat peristiwa itu terjadi, Jusuf Kalla adalah Wapres mendampingi Presiden SBY. Sedangkan, Dody Ruswandi menjabat Kepala Dinas PU Provinsi Sumbar.

Sebagai Kepala PU dan atas kebutuhan masyarakat yang mendesak, ia berkeinginan membangun jalan Sicincin (Padang Pariaman) – Malalak (Agam), sepanjang sekitar 25 kilometer.

Dody pun mencari akal, hingga akhirnya bertemu dengan Syahrul Ujud, yang saat itu menjabat Staf Khusus Wapres RI. Ide menyembul dari benak Syahrul untuk mendatangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla saat launching pembangunan jalan Sicincin – Malalak.

Jadwal pun diatur sedemikian rupa, sehingga Wapres mengagendakan kunjungan ke acara launching pembangunan jalan itu.

Sesaat sebelum seremoni dimulai, Wapres sempat bertanya kepada Gubernur Sumatera Barat –ketika itu-- Gamawan Fauzi, “Dari mana anggaran pembangunan jalan ini?”

Gubernur menoleh kepada Dody, demikian pula Dody pun menoleh ke arah gubernur. Lalu serentak mereka mengatakan, “Justru dananya belum ada, Pak Wapres.....”

Wapres JK tak bisa menyembunyikan ekspresi kaget, demi mendengar jawaban itu. Belum habis rasa kagetnya, Syahrul Ujud, mantan jaksa yang juga mantan walikota Padang (1983 – 1993) itu mendekat ke arah JK dan berbisik. Apa yang ia bisikan?

“Mohon ketika Bapak Wapres berpidato nanti, perintahkan Dirjen Bina Marga untuk mencarikan dananya,” begitu bisikan Syahrul ke telinga JK.

Benar. Setelah uluk salam, membacakan teks formal pidato, sampailah pada momentum yang ia rasa pas untuk dijadikan jeda. Dan jeda di antara pidato itulah yang dimanfaatkan untuk melaksanakan bisikan Syahrul. JK pun mengarahkan pandangan ke tempat Dirjen Bina Marga duduk.

Setelah itu, ia perintahkan Dirjen Bina Marga Hendrianto Notosoegondo untuk mencarikan dana pembangunan ruas jalan Sicincin – Malalak sebesar Rp 350 miliar.

Dengan gayanya yang khas, JK berbicara terus-terang, dengan tanpa menghilangkan sense of humor. Maka, sambil bercanda, JK pun mengancam akan mengganti Dirjen Bina Marga kalau tidak bisa mencarikan dana bagi pembangunan jalan Sicincin – Malalak. Dari tempat duduknya, sambil tertawa, Dirjen Hendrianto Notosoegondo mengucap, “Siap, pak!”

Sepulang dari Jakarta, Dirjen Hendrianto pontang-panting mencarikan dan mengalokasikan dana pembangunan jalan Sicincin – Malalak sebesar Rp 350 miliar.

Tahun 2011 Jalan Sicincin-Malalak sudah selesai, mulus, dan sudah dipakai masyarakat sampai sekarang. Perjalanan masyarakat dari Padang ke Bukittinggi atau sebaliknya, menjadi lebih lancar. Jika dulu harus ditempuh memutar, kini cukup dengan 30 menit saja.

“Jalan Sicincin – Malalak tidak akan terwujud tanpa bantuan Bapak Jusuf Kalla. Sungguh, sudah begitu banyak yang Pak JK perbuat untuk negeri ini. Semoga beliau tetap sehat dan berbahagia bersama istri, anak, menantu, cucu. Saya senantiasaa berdoa, beliau dalam lindungan Allah SWT.

Tak lupa, terima kasih juga kepada abang Syahrul Ujud,” ujar Dody Ruswandi yang sampai kini tetap mengabdikan dirinya sebagai Widyaswara di BNPB dibawah komando Letjen Doni Monardo.

Dialog Angkasa

Ucapan terima kasih dan penghargaan kepada Jusuf Kalla juga disampaikan dari salah seorang penerbang tempur yang mengawal pesawat “Indonesia-2” sepulang dari perjalanan ke luar negeri.

Dari kokpit pesawat tempur, penerbang melakukan dialog angkasa dengan Wapres melalui komunikasi udara yang disebut external communication.

Dialog dilakukan dengan sistem Ultra High Frequency.

Sekadar diketahui, sistem komunikasi Very High Frequency (VHF) maupun Ultra High Frequeny merupakan static frequency dan digunakan untuk jarak dekat (batas horizon/line of sight). Jarak jangkauannya tidak lebih dari 1,2 kali akar ketinggian pesawat. Sinyal VHF memancar lurus menembus lapisan ionosphere atau dalam kata lain tidak dipantulkan.

Begini kurang lebih percakapan antara Letkol Penerbang Agus "Wolverine" Dwi, Alumni Akabri Udara 2002 dengan dengan Wapres Jusuf Kalla.

Awalnya penerbang tempur Agus “Wolverine” Dwi menyapa dan berbicara dari ruang kokpit, “Assamaulaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Yang terhormat Bapak Wakil Presiden Republik Indonesia beserta rombongan. Kami dari Unit Flight 3 F-16 Fighting Falcon dengan bangga mengawal penerbangan “Indonesia-2”.

Atas nama keluarga besar Lanud Iswahyudi kami menghaturkan ucapan terima kasih atas kepemimpinan bapak selama menjadi Wapres RI. Semoga senantiasa dikaruniai kesehatan dan keselamatan. Amin.”

Tak lama kemudian, Wakil Presiden Jusuf Kalla pun menjawab komunikasi udara itu dari dalam pesawat kepresidenan. Dengan nada agak santai dan aura kebapakan, JK berkata, “Ya, saya Jusuf Kalla di sini, Wakil Presiden.

Saya mengucapkan terima kasih atas dukungan dan juga tentu pengabdian anda. Dan hari ini saya berbangga dikawal oleh anda semua, dan saya yakin kekuatan negara kita terjaga dengan baik oleh anda semua. Terima kasih atas pengawalannya.”

Video pengawalan JK dengan pesawat tempur itu kemudian viral di sosial media. Sejumlah netizan berkomentar dan merasa terharu sekaligus bangga seusai menyimak video tersebut.

Bersahaja

Lain lagi cerita Egy Massadiah. Wartawan senior dan penulis ini sudah lima kali mendampingi JK saat memimpin delegasi Indonesia mengikuti Sidang Umum PBB (2015-2019).

Egy sangat terkesan dengan kebersahajaan JK. Selama dua minggu di New York, markas PBB, Jusuf Kalla sangat santai bahkan banyak menanggalkan tata protokoler.

Misalnya, untuk menuju markas PBB, JK mengajak seluruh anggota delegasi untuk berjalan kaki dari hotel tempat menginap. Kebetulan, jaraknya pun tidak terlalu jauh. Lebih praktis, hemat waktu, dan menyehatkan dengan berjalan kaki.

Bukan hanya itu. JK juga sangat perhatian. Ia selalu mengabsen rombongan ketika jam makan tiba. Baik saat makan bersama di kantin PBB maupun saat makan di kafe atau restoran dekat hotel tempat menginap.

"Istilahnya Pak JK itu tak pernah bertanya apakah kamu sudah makan, tapi langsung dengan kalimat ajakan MARI KITA MAKAN," ungkap Egy yang juga wartawan senior.

“Banyak sekali kesan saya dengan Pak JK, beliau itu original, spontan dan tak berpura pura,” tambah Egy Massadiah yang kini menjabat Tenaga Ahli Kepala BNPB. (*) 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas