Tribunners / Citizen Journalism
Tak Selamanya Pendidikan Modern Itu Keren
Pada zaman kolonial, sekolah formal di Indonesia didirikan sebagai mesin produksi Ambteenar (pegawai negeri) Pemerintah Hindia Belanda.
Tak Selamanya Pendidikan Modern Itu Keren
Oleh: Teguh Widodo,M.Pd
TRIBUNNEWS.COM - “Nak sekolah seng pinter ,yen besok gede iso dadi dokter” inilah kalimat yang keluar dari seorang ibu tempo dahulu.
Sebuah motivasi dan dorongan semangat spiritual agar anak-anaknya semangat bersekolah. Siapa yang tidak butuh pendidikan.
Pendidikan adalah penting, dalam kehidupan.Seperti yang diceritakan dalam sejarah, bagaimana saat Jepang luluh lantak karena bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, hal pertama yang ditanya oleh Kaisar Hirohito saat itu adalah, "Berapa orang guru yang selamat?" bukan berapa kerugian yang diderita.hal ini menunjukkan betapa penting dan berharganya seorang guru.
Orangtua sangat mengharapkan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya. Tak perduli harus merogoh kocek berlembar-lembar demi sebuah pendidikan .
Akan tetapi di era sekarang. Era yang serba digitalisasi. Yang menuntut pendidikan harus bekerja keras untuk memenuhi tuntutan zaman revolusi industri 4.0.
Seolah-olah manusia dicetak untu menjadi sebuah tenaga profesional dan terampil. Namun bila dipadatkan pengertian tersebut manusia dicetak hanya seorang kuli yang bersertifikat.
Sehingga pemerintah selalu melahirkan kurikulum baru di setiap pergantian menteri yang baru pula. Hal inilah yang mendasari pendidikan di Indonesia.
Seakan pendidikan di negeri ini tidak mempunyai prinsip pendidikan sendiri. Dan selalu mengadopsi pendidikan negara asing. Sehingga guru dan siswa selalu di sibukkan dengan segala perangkat pembelajaran yang berbelit-belit dan administratif.