Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Pemikiran Positif dan Solutif Bersandar pada Nilai-nilai Kebajikan

Saatnya kembali berpijak pada kebenaran nilai-nilai Tuhan sebagai dasar kita berlaku dan bersikap sebagai individu, bermasyarakat, berbangsa bernegara

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Pemikiran Positif dan Solutif Bersandar pada Nilai-nilai Kebajikan
WARTA KOTA/WARTA KOTA/NUR ICHSAN
ANTRIAN VAKSIN - Ribuan warga antusias tertip antri mengikuti vaksinasi massal covid-19 yang digelar Pemkot Tangerang bagi masyarakat umum yang diadakan di areal Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Selasa (29/6/2021). Vaksinasi ini selain diikuti oleh warga ber KTP Kota Tangerang juga warga di luar Kota Tangerang. Hanya sayangnya antusiasme warga ini menimbulkan antrian yang panjang. WARTA KOTA/NUR ICHSAN 

Penulis: Deni Nuryadin

INILAH bangsaku, dengan segala kelebihan dan kekurangannya untuk kita perbaiki bersama. 

Negara "akan kaya" dari limpahan segala sumber dayanya, sebagai Rahmat atas Karunia Tuhan untuk bangsa ini bilamana dimanfaatkan sebaik mungkin.

Melimpah sumber daya alam mineralnya.

Melimpah sumber daya manusianya.

Banyak orang pandai, teknokrat cendikiawan dan para ahli di bidangnya masing-masing.

Beraneka ragam budaya dan "local wisdom"nya.

Berita Rekomendasi

Indah cakrawala alamnya dari Sabang sampai Merauke.

Melimpah akan sumber hutan dan botaninya.

Melimpah sumber lautnya.

Kalau semuanya sudah melimpah lalu yang kurang apanya dong, jangan-jangan kekurangan itu ada pada perbuatan masif yang kita lakukan sehari-hari baik disadari maupun tidak disadari, hal ini terbersit pertanyaan dari orang awam seperti saya yang sedang mencoba menerka-menerka.

"Akan Kaya* tidak sama dengan kaya, akan kaya bisa berarti menuju kaya dan akan terwujud bilamana syarat dan usaha menuju kaya telah dilakukan dengan segala daya upaya kemampuan dengan baik dan benar, kalau pakai kalimat istilah anak muda "kalau mau kaya kerja pintar dan kerja keras dong jangan piara tuyul itu mah klenik"

Menurut saya beberapa upaya itu dapat berupa:

Pertama: Semua komponen bangsa menyadari dan mengetahui serta melaksanakan daya upaya tersebut sesuai peran masing-masing.

Apapun posisi dan kedudukan anda baik di pemerintah maupun swasta dan di tengah-tengah masyarakat maka bila anda sedang memiliki kewenangan dan kekuasaan maka kebijakannya akan

Memberikan rasa adil baik itu di bidang kehidupan ekonomi dan kehidupan sosial bermasyarakat untuk semua orang, bagi diri sendiri, dan bangsa serta negara tanpa pengecualian.

Memberikan kesempatan kepada semua orang untuk berusaha dan berkarya (keberpihakan).

Menyadari bahwa melakukan korupsi merupakan tindakan kejahatan luar biasa yakni pengkhianatan atas kepentingan hajat hidup orang banyak.

Kedua: Hukum berlaku adil untuk semua orang namun tidak berlaku sebaliknya yakni "tajam kepada (orang awam/bodoh, orang yang tidak mempunyai harta, orang yang tidak mempunyai akses kepada kekuasaan dan kekuatan) namun tumpul kepada pihak-pihak sebaliknya.

Ketiga: Pembangunan berkelanjutan yang mengedepankan keselamatan dan kesejahteraan nasib bangsa pada generasi selanjutnya untuk kehidupan di masa datang.

Keempat: Rasa kebersamaan dan gotong royong serta saling menasehati mengalahkan rasa ego, rasa menang sendiri, hasrat menguasai, hasrat serakah, tidak peduli, tidak disiplin, tidak patuh.

Kelima: Mengedepankan budaya terbuka dan transparan sebagai bukti pertanggungjawaban pada diri sendiri, orang lain sebagia sesama manusia dan bukti pertamggungjawaban kepada Tuhan yang maha mengetahui segala sesuatu yang di alam semesta ini

Keenam: Cukup sudah perbedaan pendapat dengan berbagai dalih berujung pada ketegangan, kerenggangan, terlebih bertujuan untuk memperuncing dikotomi baik disadari maupun tidak disadari.

Jadikan perbedaan pendapat menjadi "Rahmat" majelis perekat persaudaraan yang saling melengkapi menghasilkan pemikiran yang solutif dari permasalahan bangsa yang sedang dihadapi sehingga saling memperkuat bangsa ini untuk memperbaiki dirinya.

Ketujuh: Adanya Covid-19 dan musibah alam lainnya tidak cukupkah sebagai teguran atau peringatan kepada manusia atas segala tingkah polahnya di panggung kehidupan selama ini, mengapa kita tidak mengambil pelajaran hikmah dari peristiwa umat sebelum kita.

Sudah saatnya momentum ini untuk kita kembali berpijak pada kebenaran nilai-nilai Tuhan sebagai dasar kita berlaku dan bersikap sebagai individu, bermasyarakat dan berbangsa serta bernegara.

Kedelapan: Unzur ma qiila wa la tanzur man qoola, saya kira bisa juga kita pakai untuk menganalogikan sumber kebaikan yang berasal nun nauh disana yakni di Finlandia.

Dimana kesejahteraan dan perekonomiannya terbangun karena menggunakan azas gotong royong (kata kuncinya peduli dan mau melakukannya bersama-sama).

Berdasarkan hasil penelitian internasional terhadap hampir semua negara di dunia ini, sekarang terbukti bahwa dengan penataaan yang didasarkan rasa kepedulian untuk bergotong rotong dalam KOPERASI menjadikan Finlandia negara makmur dan terbahagia serta teraman.

Siapapun manakala nilai-nilai kebaikan yang datangnya dari Tuhan apabila ia terapkan maka ia akan mendapatkan manfaatnya.

Padahal sejarah telah membuktikan bahwa nilai-nilai di atas seperti gotong royong dan saling membantu jauh sebelum itu telah dipraktikkan pada kejayaan Islam pada persimpangan sejarah pada dinasti Bani Umayyah dibawah kepemimpinan Umar Bin Abdul Aziz.

Dengan reformasi kepemimpinannya membawa umat di wilayah kekuasaannya menjadi makmur merata.

Sampai-sampai Baitul Maal pada saat itu mengalami kesulitan untuk menyampaikan bantuan kepada siapa yang berhak karena seluruh umat dalam kondisi sejahtera.

Penyebab lainnya adalah adanya kesadaran orang kaya yang peduli bergotong royong ingin membantu umat lain yang kurang beruntung melalui penyerahan zakatnya berbondong-bondong datang ke baitul maal.

Inilah barangkali kekurangan kita, kurangnya kesadaran dan minimnya penerapan nilai-nilai kebaikan seperti di atas, terlebih di masa sulit pandemi ini maka mengedepankan rasa peduli, ingin membantu dan bergotong royong dengan dimulai dari hal-hal yang paling kecil yang bisa kita lakukan sebagai bukti cinta akan bangsa sendiri.

Pada akhirnya di pengujung tulisan ini, Saya bertanya kepada diri saya sendiri, "Apa yang telah saya perbuat sebagai sumbangsih perubahan untuk menjunjung tinggi kebaikan?"

Marilah kita menjadi agen perubahan memberikan contoh kebaikan kepada semua orang kalaupun belum bisa, minimal untuk diri kita sendiri.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas