Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Manfaat Mudik bagi Pergerakan Ekonomi di Daerah Sebagai Berkah Ramadhan
Lalu adakah korelasi antara mudik di dalam mendorong sektor riil bergerak di daerah-daerah?
Editor: Malvyandie Haryadi
Penulis: Deni Nuryadin (Aktivis Philantrophy Islam)
TRIBUNNERS - Satu di antara terdapatnya dinamisasi pergerakan ekonomi secara nasional adalah meratanya distribusi dana sebagai modal pembangunan menjangkau ke seluruh wilayah negara.
Lalu adakah korelasi antara mudik di dalam mendorong sektor riil bergerak di daerah-daerah?
Hampir sudah menjadi kebiasaan atau tradisi di Indonesia, akhir di bulan Ramadan kaum muslimin sehabis menjalankan ibadah puasa sebulan penuh saling bersilaturahmi atau berkunjung ke handai taulan dan kerabat pada lokasi tinggal yang sama atau bahkan berkunjung ke kerabat di wilayah atau pulau yang berbeda.
Perpindahan penduduk dalam jumlah besar dengan waktu yang hampir bersamaan dari suatu wilayah ke wilayah lain yang berbeda ini bersifat musiman dengan frekuensi kejadian satu atau dua kali dalam setahun.
Peristiwa ini disebut dengan istilah mudik.
Baca juga: Polisi Sebut Arus Mudik di Tol Cikampek dan Jalur Arteri Masih Normal, Kecepatan Antara 40-60 Km/jam
Istilah kata mudik dapat berkonotasi di mana orang berkunjung baik menggunakan dengan kendaraan darat, jika menggunakan kapal air atau perahu menjadi berlayar atau dengan pesawat terbang ke suatu wilayah yang jauh dan ke dalam sebagai kampung halaman mereka lahir dan pernah berkembang tumbuh hidup bersama keluarga.
Setelah anak-anak mereka tamat menyelesaikan studinya banyak dari mereka mencari peruntungan atau mengejar penghidupan yang lebih sejahtera ke wilayah perkotaan.
Karena Indonesia merupakan salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, urusan mudik menjadi isu strategis atau bahkan sebaliknya akan menjadi preseden buruk bagi pemerintah yang sedang menjabat manakala gagal dalam mengelola urusan mudik melayani masyarakat.
Begitu komplexnya urusan mudik sampai-sampai ada saja orang bernada skeptis membangun argumentasi dengan melihat dari sisi buruk saja untuk urusan mudik dengan berbagai alasan yang justru mencederai kepentingan publik.
Cukilan tulisan kali ini justru sebaliknya menyampaikan argumentasi positif dari urusan mudik.
Bagi sebagian masyarakat melakukan mudik pada hari raya merupakan gambaran status sosial mereka di tengah-tengah masyarakat kampung halamannya, mengapa demikian?
Baca juga: Pertama Kali Mudik Pasca Pandemi dan Bahagianya Bertemu Keluarga
Pencapaian keberhasilan di perantauan ditampakkannya pada saat mudik dengan membawa asset yang bisa seperti kendaraan atau uang untuk dibagikan kepada saudara nya di kampung halaman atau uang yang mereka bawa hanya sekedar untuk membeli oleh-oleh buah tangan pada saat kembali ke rumahnya.
Pada saat uang yang dibawa ke kampung kemudian dibelanjakan di daerahnya maka terjadilah pergerakan ekonomi sektor riil di daerah tersebut semua orang mengecap keberkahan dari mudik.
Berapa jumlah uang yang akan dibawa pemudilk dari 76 juta orang dari kota ke desa, maka saya memprediksi jumlahnya akan cukup fantastus.
Asumsi ini didapat dari jumlah penduduk yang pulang mudik adalah 76.000.000 orang dengan membawa paling sedikit Rp. 500.000 hingga Rp 1.000.000 maka sudah bisa dihitung uang yang akan beredar di desa adalah 38 Triliun hingga 76 Triliun, bukan jumlah yang sedikit dalam menggerakkan sektor riil di desa-desa
Dengan demikian terdistribusinya dana ke desa-desa sebagai salah satu sumber pembangunan yang dibawa peserta mudik ke kampung halamannya masing-masing akan tercipta
Manfaat lain dari adanya mudik secara massal adalah pemerintah pusat dan daerah berlomba-lomba memperbaiki infrastruktur dalam menyediakan sarana jalan, jembatan dan tol yang layak bagi pengguna transportasi darat untuk mereka lalui agar terhindar dari langganan macet berkepanjangan.
Di sisi lain buruh yang bekerja dari kegiatan di atas mendapatkan penghasilan dari lapangan kerja baru yaitu pengerjaan perbaikan jalan walaupun bersifat temporer.
Demikian cukilan tulisan berkah Ramadhan di lihat dari perspektif ekonomi dalam menggerakkan sektor riil di daerah-daerah, semoga bermanfaat