Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
FMC Sumber Pendapatan Baru Operator Telekomunikasi
TRANSFORMASI digital tidak lagi terelakkan, utamanya sejak masa pandemi Covid-19. Dunia digital menjadi bagian sangat penting kehidupan manusia.
Editor: Hendra Gunawan
Oleh Moch S Hendrowijono *)
TRANSFORMASI digital tidak lagi terelakkan, utamanya sejak masa pandemi Covid-19. Dunia digital menjadi bagian sangat penting kehidupan manusia. Apalagi sejak dekade lalu, internet menjadi motor pendorong dari hampir seluruh layanan telekomunikasi.
Kehilangan dompet, listrik mati atau aliran air bersih seret, belum jadi masalah besar bagi penduduk modern. Beda jika ponsel pintarnya tidak bisa mengakses internet karena tidak ada jaringan atau jaringannya lemot.
Bayar biaya listrik PLN membengkak, atau iuran RT naik masih bikin ibu rumah tangga marah. Namun bertambahnya pengeluaran untuk berlangganan data operator atau wifi, semua diterima dengan wajah ceria.
Akses internet ikut “memprovokasi” orang untuk tidak terlalu rewel. Di rumah, umumnya ada layanan televisi berlangganan atau streaming video/film, gim, streaming musik, konferensi jarak jauh atau video call, layanan berita dan informasi, akses ke layanan pendidikan dan pekerjaan. Ada browsing maupun belanja melalui e-commerce, dan up date media sosial.
Baca juga: Dewan Pers Minta Aparat Usut Peretasan Akun Digital 24 Awak Redaksi Narasi
Masih ditambah layanan CCTV untuk keamanan rumah dan lingkungan yang pasarnya tumbuh signifikan, 20 persen per tahun sejak 2018. CCTV butuh koneksi internet yang memantau real time juga menyimpan data lewat cloud.
Tidak hanya di perumahan, proses bisnis perusahaan meningkat ditunjang layanan internet, utamanya sisi produksi dan layanan pelanggan.
Kompleksitas integrasi menggunakan jaringan telko tidak hanya mengandalkan seluler, karena unit-unit yang terintegrasi membutuhkan kolaborasi antara jaringan tetap dan jaringan bergerak pIta lebar (mobile broadband). Tidak efektif bila setiap unit layanan diakomodir masing-masing jaringan karena berbiaya besar, juga tidak disukai konsumen, padahal napas operator justru berbasis kenyamanan konsumen.
Optimalkan dua jaringan
Fixed Mobile Convergence (FMC) mengusung konsep penggabungan fixed dan mobile broadband. Teknologi FMC memungkinkan sebuah layanan komunikasi yang tetap tersaji bagi pelanggan yang bergerak maupun tetap, di rumah atau di tempat kerja.
FMC bukan sama sekali baru, dan hadir karena keterbatasan dari sisi cakupan layanan operator dan diadopsi banyak perusahaan dalam sistem mereka. Utamanya pada proses bisnis yang butuh interaksi terus-menerus dan intensif, termasuk untuk relasi kepada konsumen, demi kredibilitas.
Ketika pelanggan butuh layanan sewaktu-waktu, perusahaan dengan cepat, real time maupun on time dapat membantu persoalan mereka. Di mana pun mereka berada karena tersambung melalui FMC.
FMC soal kenyamanan, dan dengan teknologi itu seseorang cukup memiliki satu nomor untuk berbagai keperluan. Bisa dioptimalkan untuk keperluan kantor maupun rumah.
Baca juga: Ajak UMKM Medan Go Digital Lewat Literasi Keuangan
Kebutuhan korporasi maupun ritel yang menginginkan integrasi seluruh kebutuhan telekomunikasi dan internetnya, memicu penggunaan FMC. Bagi operator seluler, FMC mengoptimalkan setidaknya dua jaringan mereka.
FMC menumbuhkan peran bisnis lainnya, misalnya penyedia jaringan inti, penyedia peralatan, penyedia software yang selama ini identik dengan startup dan UMKM, hingga penyedia layanan pengantaran.
Pasar pengguna FMC, menurut laporan Fact.MR, cukup menggiurkan, pertumbuhannya per tahun sejak 2011 sebesar 15%. Lembaga riset dari Dublin, Irlandia ini memproyeksikan nilainya di 2031 mencapai 15 miliar dolar AS.
Keuntungan penggunaan FMC di sektor korporasi antara lain fleksibilitas yang tinggi. Karyawan bisa bekerja di mana saja yang sekaligus meningkatkan produktivitas.
Tarif yang efisien
Pemanfaatan seluruh fasilitas yang tersedia sekaligus mengoptimalkan biaya telekomunikasi dengan investasi terukur untuk perangkat dengan biaya berlangganan yang sama. Lebih menguntungkan bagi pengusaha yang kerap melakukan panggilan internasional (fixed mobile roaming), tanpa membuat biaya membengkak.
FMC juga menjamah sektor ritel dengan menyiapkan berbagai layanan konvergensi, misalnya IPTV yang belakangan ini telah mengalihkan televisi konvensional ke berbagai layanan video dan film sesuai kebutuhan (on demand). Atau menonton Piala Dunia 2022 di Qatar bisa dilakukan di tablet atau ponsel pintar, di aplikasi streaming live.
Baca juga: Siaran TV Analog di Jabodetabek akan Dimatikan per 5 Oktober, Ini Cara Migrasi ke TV Digital
Konsumen rumah tangga dapat menyimpan playlist lagu favorit dari aplikasi streaming musik. Kemudian diputar melalui berbagai jenis gadget di rumah, termasuk konsol game.
Konvergensi mobile dan fixed menjadi salah satu solusi bagi operator. Semua lebih efektif karena mengintegrasikan antara jaringan yang sudah ada, berbagai perangkat (juga pengoperasian IoT), dan layanan yang semakin beragam, yang pada ujungnya berimbas ke komponen tarif yang efisien.
FMC berpotensi mengurangi churn (perpindahan) pelanggan, meningkatkan loyalitas mereka berkat layanan yang di-bundling dengan keberagaman pilihan.
Di sisi penyediaan jaringan, peluang operator terbuka dalam mengurangi biaya investasi (capex – capital expenditure) dan biaya operasional (opex – operational expenditure). Operator dapat mengintegrasikan seluruh jaringan yang ada dan menyederhanan proses pemeliharaannya.
Bukan tidak mungkin, akan muncul layanan-layanan baru sesuai dengan kebutuhan pelanggan. (*)
*) Moch S Hendrowijono adalah pengamat telekomunikasi dan mantan wartawan senior Harian Kompas