Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Operator Komitmen Perluas Gelaran Jaringan Broadband
Sementara, baru saja Kementerian Kominfo mengeluarkan rilis soal besaran tawaran kedua operator yang ikut dalam lelang.
Editor: Hendra Gunawan
Oleh Moch. S. Hendrowijono *)
LELANG frekuensi di blok pita frekuensi radio 5 MHz FDD (Frequency Division Duplexing) (2 x 5 MHz) pada rentang 1975 – 1980 MHz berpasangan dengan 2165 – 2170 MHz sudah melewati proses membuka amplop penawaran, dan masih harus melewati beberapa tahapan lagi. Lelang ini akhirnya hanya diikuti dua operator, Telkomsel dan XL Axiata.
Sementara Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) sebagai bekas pemilik spektrum, dan Smartfren yang akan kesulitan jika mengadopsi spektrum FDD, apalagi hanya 5 MHz karena mereka mengoperasikan frekuensi dalam teknologi TDD (Time Division Duplexing), tidak ikut lelang.
Teknologi FDD membuat layanan unggah dan unduh berbeda, berpasangan seperti yang dilelang, 5 MHz di rentang 2165 – 2170 MHz berpasangan dengan pita frekuensi 1975 – 1980 MHz. Sementara teknologi TDD, semua frekuensi digunakan bersamaan untuk unduh dan unggah secara bergantian. Kelebihan TDD di spektrum 2.300 MHz, kapasitasnya besar karena cakupannya sempit sehingga frekuensi bisa digunakan berulang (re-use) pada BTS (Base Transceiver Station) berbeda, yang berselang-seling.
Baca juga: Berkenalan dengan True QuadPlay! Kombinasi Internet Selular dan Broadband Dalam Satu Tagihan
Sementara, baru saja Kementerian Kominfo mengeluarkan rilis soal besaran tawaran kedua operator yang ikut dalam lelang. Telkomsel menawar sebesar Rp 605.056.000.000 (605 miliar rupiah lebih), sementara XL Axiata menawar spektrum itu sebesar Rp 540 miliar. Dari angka ini, bisa dipastikan pemenangnya adalah Telkomsel.
Spektrum selebar 2 x 5 MHz di rentang 2.100 MHz itu semula milik IOH yang merupakan perusahaan gabungan (merger) antara Indosat Ooredoo dan Hutchison Tri Indonesia (Tri), yang harus melepas satu kanalnya dengan berbagai pertimbangan pemerintah, antara lain soal pemerataan dan efisiensi kepemilikan spektrum. IOH saat ini memiliki spektrum selebar 92,5 MHz dengan pelanggan sebanyak 94 juta, sementara Telkomsel dengan pelanggan 169 juta, menguasai spektrum selebar 147,5 MHz, termasuk 50 MHz di TDD – 30 MHz untuk gelaran nasional dan 20 MHz di gelaran berdasarkan zona, tidak nasional.
Dari sisi kepemilikan spektrum, Telkomsel unggul namun masih membutuhkan tambahan MHz per pelanggan. Tahun depan masih ada satu rentang frekuensi selebar 90 MHz di spektrum 700 MHz yang segera dilepas televisi siaran (broadcasting) analog, yang harus pindah ke digital, atau ASO (Analog Switch Off). Setiap perusahaan televisi analog memakan lebar frekuensi sendiri, sementara dengan digital, multipleksing frekuensi bisa digunakan bersama sehingga efisien, selain mutu gambar dan suara menjadi jauh lebih bagus.
Perlu
Tambahan spektrum untuk operator sangat dibutuhkan karena kebutuhan masyarakat akan akses internet makin lama makin tinggi, apalagi saat pandemi Covid-19 melanda yakni saat pergerakan manusia dibatasi, harus bekerja atau belajar dari rumah. Pada saat demikian, jalan satu-satunya untuk berinteraksi, baik dengan tempatnya bekerja atau sekolah, adalah lewat akses internet dari operator seluler.
Manajemen Telkomsel yang dihubungi menyatakan apresiasi karena telah diumumkan sebagai peringkat pertama dalam proses Seleksi Pengguna Pita Frekuensi 2,1 GHz yang digelar oleh Kemkominfo. VP Corporate Communication Telkomsel Saki Hamsat Bramono mengatakan akan terus mengikuti tahapan seleksi selanjutnya, sampai dengan nantinya ditetapkan sebagai pemenang secara resmi oleh Kementerian Kominfo.
Penetrasi layanan data/broadband dari pelanggan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal tersebut seiring dengan semakin cepatnya adopsi dan adaptasi gaya hidup digital masyarakat yang memerlukan konektivitas broadband yang andal, terutama dalam dua tahun terakhir selama masa pandemi, yang juga mendorong perubahan perilaku masyarakat untuk lebih memanfaatkan layanan digital dalam mendukung aktivitas kesehariannya.
Baca juga: Matrix NAP Info Kenalkan Layanan Broadband Home Berbasis Fiber Optik
Memastikan penyediaan layanan broadband yang handal bagi pelanggan, Telkomsel nampaknya konsisten dalam meningkatkan kualitas serta kapasitas jaringan dengan memenuhi standard kualitas operasional layanan yang ditetapkan pemerintah. Terutama untuk kualitas layanan andal bagi pelanggan dalam menikmati beragam aktivitas digital, seperti browsing, streaming, hingga gaming.
Dilakukan berbagai upaya, antara lain memperluas cakupan jaringan broadband 4G/LTE dengan melakukan penambahan infrastruktur BTS, upgrade layanan 3G ke 4G/LTE secara bertahap dan terukur sejak awal tahun hingga akhir 2022, memastikan monitoring pemenuhan QoS (Quality of Service) sesuai standard yang berlaku, hingga memperluas cakupan layanan dan jaringan 5G bertahap dan terukur di seluruh Indonesia.
Tambahan spektrum pita frekuensi 2,1 GHz ini nantinya sangat penting untuk meningkatkan kualitas layanan dan pengalaman pelanggan, baik secara peningkatan QoS maupun coverage (cakupan) layanan, melanjutkan roadmap pengembangan akses jaringan broadband 4G/LTE dan memperluas cakupan jaringan terkini 5G. (*)
*)Moch. S. Hendrowijono adalah pengamat telekomunikasi dan mantan jurnalis senior Harian Kompas