Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Serba-serbi Terapi Kanker

Inilah penjelasan mengenai terapi kanker. Mulai dari pembedahan, pemberian obat kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, hingga terapi fotodinamik.

Editor: Sri Juliati
zoom-in Serba-serbi Terapi Kanker
pixabay.com
ILUSTRASI Kemoterapi - Inilah penjelasan mengenai terapi kanker. Mulai dari pembedahan, pemberian obat kemoterapi, radioterapi, imunoterapi, hingga terapi fotodinamik. 

dr. Wahyu Djatmiko, SpPD-KHOM
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

TRIBUNNEWS.COM - Sebagian dari kita mungkin sudah mengenal penyakit kanker.

Namun apa saja pilihan terapi kanker sering kali belum diketahui dengan baik.

Banyak pasien yang menganggap operasi pembedahan adalah satu-satunya pengobatan kanker, padahal tidak.

Pembedahan adalah salah satu tindakan medis yang penting dalam pengelolaan kanker.

Untuk tumor padat, perlu dilakukan pemeriksaan sampel jaringan yang diambil melalui prosedur pembedahan.

Operasi pembedahan juga ditujukan untuk membuang sebagian besar jaringan tumor yang bisa jadi bersifat ganas alias kanker.

Berita Rekomendasi

Meskipun pembedahan merupakan tindakan yang umum dilakukan, prosedur ini bukannya tanpa risiko.

Efek samping yang sering terjadi adalah risiko infeksi pada area luka, perdarahan, nyeri pasca operasi dan adanya potensi kerusakan organ di sekitar.

Baca juga: 10 Mitos tentang Kanker

Ilustrasi kanker
Ilustrasi kanker (Bet_Noire)

Di samping pembedahan, dikenal juga pemberian obat kemoterapi, terkadang dikenal juga dengan sebutan obat sitostatika.

Metode ini menggunakan obat-obatan kimiawi yang telah teruji untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel ganas.

Kemoterapi diberikan beberapa kali dengan interval waktu tertentu tergantung jenis kanker yang disasar.

Ketepatan diagnosis, pilihan regimen obat dan keteraturan pemberian obat sangat mempengaruhi hasil pengobatan.

Efek samping yang sering dikeluhkan adalah mual, muntah, rambut rontok, kelelahan dan risiko infeksi.

Ada juga yang disebut terapi target. Obat ini tidak bekerja seperti obat kemoterapi pada umumnya.

Obat ini menyasar molekul tertentu yang menjadi target yang terlibat dalam pertumbuhan atau kelangsungan hidup sel kanker.

Keterbatasan terapi ini adalah tidak semua pasien kanker menjadi kandidat terapi target.

Hanya yang memiliki target yang sesuai sajalah yang dapat diberikan obat golongan ini.

Di sisi lain, obat ini seringkali dikombinasikan dengan obat kemoterapi.

Penderita kanker menjalani pengobatan radioterapi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat(20/5/2016).
Penderita kanker menjalani pengobatan radioterapi, di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Jumat(20/5/2016). (Warta Kota/henry lopulalan)

Radioterapi adalah metode pengobatan kanker yang tidak kalah penting.

Metode ini secara prinsip hampir sama dengan kemoterapi hanya saja tidak mengunakan obat tetapi menggunakan sinar energi tinggi yang berasal dari bahan radioaktif atau sinar x energi tinggi.

Karena menggunakan radiasi, metode ini sering kali meninggalkan iritasi di area tubuh yang terpapar sinar.

Untuk meningkatkan efek terapi pada beberapa jenis kanker, radioterapi dapat dikombinasikan dengan pemberian kemoterapi.

Efek samping sistemik seperti mual dan muntah juga sering dikeluhkan oleh pasien.

Imunoterapi. Metode ini relatif baru.

Beberapa obat dalam kategori ini ditujukan untuk membuat sistem imun tubuh mampu mengenali, melawan dan menghancurkan sel-sel kanker.

Pengobatan dengan imunoterapi dinilai lebih efektif dibandingkan dengan kemoterapi konvensional.

Imunoterapi juga dapat meminimalisasi kekambuhan karena pengobatan ini akan memicu imunomemori, yaitu kemampuan sistem imun tubuh untuk mengenali sel kanker.

Sehingga jika sel kanker itu muncul kembali, sistem imun akan segera mengenali dan menghancurkan sel-sel kanker tersebut.

Karena secara spesifik hanya mengenali sel kanker saja, maka efek sampingnya relatif lebih ringan daripada kemoterapi.

Beberapa kanker ternyata sensitif dengan terapi hormonal. Seperti misalnya pada kanker payudara terdapat reseptor hormonal yang disebut estrogen reseptor.

Blokade terhadap reseptor ini diyakini dapat menghambat pertumbuhan sel ganas.

Hanya saja terkadang muncul efek samping seperti gangguan menstruasi, perubahan suasana hati dan meningkatnya risiko penggumpalan darah.

Baca juga: Kenali Tiga Gejala yang Timbul Saat Seorang Anak Mengidap Kanker Darah

Ilustrasi kanker darah
Ilustrasi kanker darah (Biomed Central)

Pada kanker darah seperti leukemia akut dan myeloma multipel, ternyata setelah diberikan kemoterapi, jika syaratnya terpenuhi, dapat dilanjutkan dengan transplantasi sel punca.

Ada dua pilihan yaitu transplantasi autologus dengan menggunakan sel punca yang berasal dari pasiennya sendiri atau transplantasi alogenik, sel punca didapatkan dari donor yang cocok.

Sel punca yang 'ditanam' diharapkan akan tumbuh sel-sel sehat yang akan menggantikan keberadaan sel-sel kanker.

Fase kritis penggunaan metode ini adalah saat menunggu pertumbuhan sel baru di mana pasien rentan terhadap infeksi.

Kanker kulit stadium awal seringkali diberikan krioterapi. Metode ini menggunakan zat yang mampu membekukan jaringan kulit.

Namun metode ini tidak melulu untuk mengatasi kanker kulit. Beberapa kelainan kulit non kanker ternyata juga dapat diatasi dengan metode ini.

Karena menyasar area kulit, metode ini bisa menimbulkan efek samping nyeri, bengkak, dan gangguan saraf tepi.

Metode lain untuk mengatasi kanker adalah terapi fotodinamik.

Metode ini menggunakan obat yang diaktifkan oleh cahaya dengan panjang gelombang tertentu.

Dari sejumlah penelitian menunjukan bahwa terapi ini mampu memicu sistem kekebalan tubuh sehingga membantu dalam melawan sel-sel kanker.

Efek samping yang dilaporkan adalah berupa hipersensitivitas kulit, bengkak dan nyeri.

Bagaimana dengan pengobatan alternatif? Terapi ini sangat beragam jenisnya namun masih kurang bukti ilmiahnya.
Dampak buruk tidak dapat diprediksi. Keberhasilan masih terbatas testimoni. Ketidakberhasilan masih menjadi misteri.

Perlu uji klinis yang terukur untuk metode-metode pengobatan alternatif agar dapat dipakai secara luas dan dapat dipertanggungjawabkan.

Pilihan terapi kanker sangat bervariasi.

Kajian menyeluruh terkait jenis kanker, stadium penyakit, keberadaan penyakit komorbid, dan target pengobatan yang akan dijalani perlu didiskusikan dengan dokter/ tim dokter yang merawat. (*)

dr Wahyu Djatmiko SpPD KHOM, Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto
dr Wahyu Djatmiko SpPD KHOM, Dosen Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto (ISTIMEWA/TRIBUNNEWS.COM)
 
Sumber: TribunSolo.com
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer

Wiki Terkait

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas