Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menguji Adrenalin dan Ciptakan Liburan Berkesan di Bogor
Bogor, salah satu pusat kota yang identik dengan julukan Kota Hujan ini seringkali dimuat dalam perencanaan destinasi wisata.
Editor: Willem Jonata
Oleh Gracia Zephaniah, Mahasiswi Komunikasi Digital dan Media Sekolah Vokasi IPB University
TRIBUNNEWS.COM - Hari libur pastinya menjadi hari yang diidam-idamkan oleh banyak orang, terlebih pada hari libur di bulan Maret ini yang jatuh pada hari kerja.
Terbebas sesaat dari segala kerjaan dan rutinitas yang melelahkan menjadikan liburan ini terasa istimewa.
Waktu luang ini dimanfaatkan dengan cara yang berbeda bagi tiap orang, ada yang berkumpul bersama sahabat atau keluarga, menjelajahi tempat-tempat baru, atau bahkan sekadar menikmati waktu bersantai dan memanjakan diri di rumah.
Pada momen saat ini, banyak orang yang ingin menciptakan momen bersama orang-orang terkasihnya tetapi bingung untuk menentukan destinasinya.
Terlalu banyak pilihan dan pertimbangan mengenai berbagai hal justru membuat rencana perjalanan ini berakhir hanya di pikiran.
Mulai dari pertimbangan transportasi, waktu yang ditempuh, biaya, dan hal-hal lainnya menjadi faktor penghalang. Hingga akhirnya, liburan singkat usai dan kembali ke rutinitas seperti biasanya.
Namun mari ikuti terus cerita ini, pengalaman tak terlupakan yang akan penulis rekomendasikan kepada kalian.
Bogor, salah satu pusat kota yang identik dengan julukan Kota Hujan ini seringkali dimuat dalam perencanaan destinasi wisata.
Tak heran hal ini menjadikan Bogor seringkali mengalami kemacetan karena penumpukan pada hari libur.
Banyak juga orang yang merasa bosan ketika mendengar kata Bogor sebagai plan destinasi wisata untuk menikmati liburannya.
Hal ini sering terjadi karena mereka sudah membayangkan dan terfokus pada pola pikir mereka mengenai kemacetan di kota Bogor, sehingga melewatkan kesempatan untuk menyaksikan pesona keindahan sebenarnya yang ditawarkan oleh kota ini sendiri.
Padahal sebenarnya Bogor memiliki salah satu destinasi yang banyak orang belum ketahui, salah satunya ialah Kalibaru Adventure.
Kalibaru Adventure ini terletak di Jalan Sukaraja Kaum Nomor 17 RT 01/RW 07, Sukaraja, Bogor, Jawa Barat, Indonesia.
Dengan modal Rp200.000 an per orang tempat wisata ini cocok untuk Anda yang tinggal di daerah Jabodetabek dan ingin menciptakan momen keseruan yang tak terlupakan.
Perjalanan ini dimulai dari adanya tugas dalam salah satu mata kuliah program studi Komunikasi Digital dan Media, yaitu mata kuliah Digital Public Relations.
Salah satu tujuan dari praktikum ini adalah mempelajari dan berdiskusi seputar kehumasan di era digital di desa-desa daerah Bogor.
Penulis ditugaskan secara berkelompok bersama 7 orang lainnya untuk menjalani praktikum di Desa Sukaraja, Bogor.
Lokasi desa yang sangat dekat dengan kota dan kampus Sekolah Vokasi IPB University sangatlah mempermudah untuk membuat penugasan ini.
Salah satu tugas di mata kuliah ini adalah mencari tempat wisata dan melakukan wawancara.
Mengetahui adanya Kalibaru Adventure di sekitar daerah tersebut, membuat kelompok penulis memilih untuk mengangkat destinasi ini dengan pengalaman yang dialami.
Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba, saatnya mencoba untuk menantang diri dan menjelajahi hal baru.
Kelompok penulis pergi pada waktu siang hari menuju titik hilir dari kegiatan rafting tersebut mengikuti titik lokasi di maps berlokasi tidak jauh dari Kecamatan Sukaraja.
Perjalanan ini hanya memakan waktu kurang lebih 20 menit dari daerah Pajajaran, Bogor Tengah.
Sesampainya di Kalibaru Adventure, penulis diminta untuk mengenakan rompi dan helm agar tetap safety. Lalu penulis diminta untuk menunggu mobil sekitar setengah jam yang akan membawa penulis dan kelompoknya ke hulu dari area rafting ini.
Saat menunggu, tiba-tiba gerimis mulai turun. Saat itulah, pertanyaan-pertanyaan mulai muncul di benak penulis, apakah kegiatan rafting ini akan tetap dijalankan atau akan ditunda untuk dilakukan di hari lain.
Kehadiran mobil yang akhirnya tiba memecahkan keheningan, menandakan bahwa kegiatan rafting akan tetap dilaksanakan pada hari itu.
Penulis segera menaiki mobil dengan bak terbuka karena mobil tersebut ternyata juga mengangkat ban yang akan digunakan nantinya.
Sayangnya tidak semua orang dari kelompok penulis bisa ikut untuk melakukan rafting ini.
Meskipun cuaca saat itu sedang hujan, kegembiraan dan antusiasme penulis dan teman sekelompok tidak berkurang sedikit pun.
Semua orang duduk di belakang mobil, obrolan dan gelak tawa mengiringi sepanjang perjalanan menuju area hulu rafting.
Pemandangan yang disaksikan sepanjang perjalanan mungkin tidak sepenuhnya indah karena melewati rumah-rumah dan toko milik warga, namun pemandangan area rafting yang berada di bawah sudah mulai terlihat.
Membutuhkan sekitar 15 menit hingga akhirnya penulis tiba di hulu, daerah Summarecon Bogor.
Saat itu hujan mulai mereda, seolah-olah alam turut membantu untuk menciptakan cerita baru di sini.
Semua orang kemudian dikumpulkan dalam satu lingkaran untuk menerima briefing terlebih dahulu mengenai aturan-aturan yang harus dipatuhi selama rafting, instruksi yang akan diberikan, melakukan sedikit peregangan, dan tentunya berdoa bersama agar kegiatan ini berjalan lancar dan semua peserta kembali dengan selamat.
Semuanya juga diberikan peringatan mengenai kemungkinan-kemungkinan yang mungkin terjadi selama rafting, seperti kehilangan handphone karena terjatuh ke sungai, sepatu yang hanyut, ban yang terbalik, dan sebagainya.
Intinya adalah tetap prioritaskan keselamatan diri dan jangan panik ketika kemungkinan-kemungkinan ini terjadi.
Setiap ban akan didampingi oleh dua orang pendamping yang berpengalaman sehingga kita dapat duduk dan menikmati keseruan rafting ini.
Uji adrenalin akhirnya dimulai dan kelompok penulis terpisah menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari tiga orang dan dua pendamping setiap ban.
Dua teman penulis membawa handphone yang sudah dilindungi waterproof untuk merekam pengalaman selama melakukan rafting ini dan mereka berada di ban yang berbeda.
Perpaduan antara arus yang deras, belokan tajam, dan rintangan seperti batang pohon yang menghalangi jalur seketika langsung membuat jantung penulis berdegup kencang karena ini merupakan pengalaman pertama kali bagi penulis.
Penulis dengan seksama mengikuti setiap instruksi yang diberikan oleh pendamping, meskipun sesekali penulis dipermainkan dengan situasi-situasi lucu seperti dibiarkan menunduk cukup lama padahal tidak ada halangan di depan.
Kehadiran pendamping yang ceria seperti ini juga semakin menambah keseruan perjalanan rafting.
Perjalanan ini awalnya terasa aman dan menyenangkan, namun tiba-tiba ban yang penulis naiki tersangkut, menyebabkan penulis dan semua orang di ban itu terbalik dan tertimpa oleh ban.
Sungguh panik yang luar biasa ketika hal itu terjadi. Rasanya seperti tenggelam dan sulit bernapas karena ban yang cukup berat dan aliran arus yang deras.
Meskipun demikian, penulis berusaha untuk berpikir jernih dan keluar dari bawah ban itu dengan harapan bisa mencapai permukaan air untuk mengambil sedikit oksigen.
Sayangnya hal itu tidak terwujud. Setelah penulis keluar dari bawah ban, ternyata penulis malah terdorong dan hanyut terbawa arus. Jantung jelas semakin berdegup kencang dan mencari pegangan yang cukup kuat untuk dipegang.
Walaupun bisa berenang tapi penulis sadar bahwa tidak mungkin berenang melawan arus yang begitu kuat, yang ada penulis bisa semakin hanyut dan terbawa jauh lagi.
Akhirnya, penulis menemukan sebatang ranting pohon yang panjang di tengah arus dan berhasil menggapainya.
Penulis langsung memegangnya erat-erat dan berharap bahwa ranting itu cukup kuat untuk menahan diri ini dari arus yang kuat ini.
Penulis segera berteriak meminta bantuan kepada pendamping yang sudah bergerak mendekati. Salah satu dari mereka akhirnya mencapai penulis dan membantu menopang tubuh penulis ke tepi.
Kemudian, ban dari kelompok teman yang lain datang menghampiri. Wajah mereka terlihat sangat khawatir, namun penulis merespon dengan tawa yang membuat mereka terheran-heran.
Meskipun kejadian itu terasa menegangkan, tapi ketika diingat kembali, rasanya juga sedikit lucu.
Penulis merasa bersyukur karena akhirnya selamat dan bisa tertawa menghadapi insiden tersebut. Lalu perjalanan pun dilanjutkan, menghadapi keseruan tantangan-tantangan di depan yang menanti.
Sampai akhirnya tiba di hilir sungai dan disambut oleh dua teman penulis yang tidak ikut bermain rafting.
Setelah tiba di hilir semuanya disuguhkan oleh gorengan dan minuman untuk dinikmati.
Kemudian, penulis dan teman lainnya saling berbagi cerita dan pandangan mengenai pengalaman rafting ini. Semua peringatan yang diberikan sebelumnya ternyata benar-benar terjadi.
Penulis dan kedua rekannya yang berada di ban yang sama tadinya mengalaminya; sandal yang penulis pakai hanyut, sepatu yang temannya pakai hanyut, dan handphone milik temannya mati karena kemasukan air.
Semuanya hanya bisa tertawa dan menikmati momen ini dengan penuh rasa syukur karena semuanya kembali dengan selamat.
Perjalanan pulang tidak dilakukan secara bersama-sama seperti awal berangkat ke tempat rafting ini, namun secara terpisah karena ada beberapa orang yang memiliki kepentingan lain untuk dikejar.
Sepanjang perjalanan pulang penulis menyadari bahwa hal ini akan menjadi momen yang tak terlupakan.
Keseruan perjalanan ini tidak hanya memberikan pengalaman petualangan yang mendebarkan tetapi juga mengajarkan penulis tentang keberanian, kerja sama, dan menghargai keindahan alam.
Jadi buat Anda yang masih bingung mencari destinasi wisata pada libur singkat ini, cobalah untuk kunjungi dan ciptakan momenmu sendiri di Kalibaru Adventure.
Ajaklah keluarga, teman, atau rekan kerja Anda untuk merasakan sensasi rafting yang luar biasa ini!