Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Rusia Ejek NATO Lewat Pameran Tank Abrams dan Leopard 2 di Victory Park Moskow
Rusia menghancurkan dan menyita tank M1 Abrams dan Leopard 2 di medan tempur Ukraina, menjadikannya kampanye kemenangan pasukan Moskow.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Pemerintah Rusia secara resmi membuka pameran kendaraan dan peralatan tempur berat produk barat yang dipakai pasukan Ukraina.
Barang-barang canggih yang dihancurkan dan disita itu dipajang di Kawasan Taman Kemenangan (Victory Park) Moskow mulai 1 Mei 2024.
Puncaknya akan terjadi pada 9 Mei 2024 ketika Rusia secara rutin menggelar parade memperingati kemenangan Rusia melawan pasukan Nazi Jerman atau Victory Day.
Dua peralatan tempur yang jadi simbol ‘kekalahan’ barat adalah tank tempur utama M1 Abrams buatan AS dan Leopard 2 produksi Jerman.
Kedua tank ini diklaim sebagai kekuatan utama pasukan darat AS dan sekutunya di NATO, dan dikirimkan ke Ukraina untuk mengalahkan Rusia.
Faktanya, pasukan Rusia hanya menggunakan senjata antitank dan drone kamikaze berhasil merontokkan dua arsenal darat hebat ini.
Menteri Pertahanan Sergei Shoigu pernah mengatakan, Rusia telah menghancurkan semua tank Leopard 2 yang dikirimkan Jerman ke Ukraina.
Sementara sekurangnya dua tank M1 Abrams AS telah dimusnahkan dalam pertempuran sengit di pinggiran Avdeevka di perbatasan Donbass dan wilayah yang dikuasai Ukraina.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-793: Kyiv Tarik Tank Abrams M1A1 AS dari Garis Depan
Baca juga: Disebut Terbaik di Dunia, Tank M1 Abrams Amerika Dihancurkan Rusia Hanya dengan Satu Tembakan
Baca juga: Drone Kamikaze Rusia Battle Beaver Hancurkan Tiga Tank Leopard Ukraina dalam Dua Hari
Rusia sebenarnya juga kehilangan banyak kendaraan tempur, termasuk tank-tank berat di berbagai front sejak dimulainya perang pada 24 Februari 2022.
Tetapi menghancurkan persenjataan yang dikirim barat ke Kiev, memamerkannya di muka umum di Moskow adalah hal yang sangat simbolik.
Bahkan muncul isu, pihak AS menuntut pasukan Ukraina menarik mundur sisa dari 31 tank M1 Abrams yang dikerahkan ke garis depan, ke zona lebih aman.
Desakan datang dari Chrysler Defense atau sekarang General Dynamics Land Systems, produsen tank M1 Abrams yang waswas sahamnya rontok.
Pameran trofi perang ala Rusia sejatinya lebih bermakna politis simbolis. Selain M1 Abrams dan Leopard 2, ada lapis baja Bradley (AS), IFV Marder (Jerman) turut dipamerkan.
Masih ada ranpur Humvee, Husky dan MRAP, serta howitzer derek M777, serta tank AMX-10RC dari Prancis.
Ini adalah deretan peralatan tempur darat canggih yang digunakan negara-negara NATO, yang dikirim ke Ukraina.
Para pengirim berpikir, persenjataan bernilai ratusan hingga triliunan rupiah itu akan mengubah jalannya peperangan, dan bahkan bisa mengalahkan pasukan Rusia.
Kenyataannya sangat berbeda. Rusia bisa dengan mudah menghancurkan ranpur berat itu, lalu menambah penghinaannya dengan memamerkan trofi perang itu di depan NATO.
Rampasan itu dipajang di taman dan monumen yang didedikasikan sepenuhnya untuk kemenangan Rusia atas Nazi Jerman.
Pameran terbuka senjata dan peralatan militer rampasan dari barat itu mungkin akan menjadi kudeta psikologis dalam perang proksi Ukraina dengan NATO sejauh ini.
Mekanik Rusia berusaha mengembalikan kendaraan tempur bobrok itu seperti kondisi aslinya, termasuk tanda-tanda dan bendera untuk menunjukkan asal muasal benda itu.
Ini akan memberi pengunjung gambaran tentang negara-negara yang berkontribusi paling besar terhadap perang proksi barat melawan Rusia selama dua tahun terakhir.
Stand informasi menyediakan data tentang produsen peralatan, karakteristik teknis dan taktisnya, serta lokasi dan keadaan di mana peralatan tersebut jatuh ke tangan pasukan Rusia.
Pameran ini berfungsi sebagai konfirmasi visual dan sentuhan atas sentimen yang pertama kali terlihat pada musim gugur lalu.
Pasukan Ukraina yang dipersenjatai dan dilatih NATO gagal menembus pertahanan Rusia di Zaporozhye, Kherson dan Donbass dalam serangan balasan musim panas yang banyak digembar-gemborkan.
Kampanye tersebut membuat tentara bayaran Ukraina dan sekutunya menjadi lesu darah.
Kenyataan itu juga membantah mitos puluhan tahun yang muncul pada 80-an, 90-an, dan 2000-an melalui novel-novel Tom Clancy dan perang agresi NATO terhadap negara-negara kecil seperti Yugoslavia dan Irak.
Narasi yang selalu menggambarkan superioritas negara-negara barat, persenjataanya disbanding produk Soviet atau Rusia sekarang.
Selama musim panas 2023 yang terik, pasukan Rusia menunjukkan persenjataan berteknologi canggih milik aliansi barat dapat dihancurkan, dirusak, atau direbut sama mudahnya dengan peralatan Ukraina era Soviet.
Lokasi pameran senjata piala juga penting – terletak di Taman Kemenangan di Bukit Poklonnaya , sebuah kompleks peringatan yang didedikasikan untuk kemenangan Uni Soviet atas Nazi Jerman dalam Perang Patriotik Hebat.
Situs ini juga merupakan tempat Napoleon Bonaparte berdiri pada 1812 sebelum memasuki ibu kota Rusia selama Perang Patriot pertama dengan Prancis.
Victory Park Museum sudah menampilkan pameran terbuka persenjataan Soviet dan Poros yang diambil selama Perang Dunia Kedua.
Kini, 79 tahun setelah penyerahan diri oleh Nazi Jerman pada tanggal 9 Mei 1945, kompleks tersebut telah dilengkapi persenjataan baru yang modern, baru dari medan perang dan kali ini milik NATO.
“Ini adalah sebuah isyarat – kami menunjukkan kekuatan kami, dan di beberapa bidang keunggulan, dengan memamerkan perangkat keras NATO ini, tidak hanya kepada rakyat kami sendiri, tetapi juga kepada barat,” Alexei Podberezkin, Direktur Pusat Studi Politik-Militer di Universitas MGIMO Rusia.
Pameran ini menurut Podberezkin berfungsi sebagai “sebuah ilustrasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dengan peralatan yang dikirim ke Ukraina, termasuk senjata-senjata baru yang mulai berdatangan sekarang, termasuk tank Abrams, rudal ATACMS, dan masih banyak lagi.
Earl Rasmussen, seorang veteran Angkatan Darat AS selama 20 tahun yang menjadi komentator independen militer dan urusan luar negeri, setuju pameran senjata rampasan tersebut dirancang “untuk mengirim sinyal ke barat.”
“(Ini menandakan) Rusia ada di sana, mereka mampu, dan militer mereka juga mampu. Mereka akan terus melakukannya. Jadi, apa pun yang dikirim barat, senjata-senjata itu akan dihancurkan,” kata purnawirawan letnan kolonel itu.
“Senjata, amunisi… kemampuan produksi, kemampuan logistik – semuanya ada di pihak Rusia. Ini lebih unggul di bidang itu. Ini memiliki dominasi eskalasi. Ada keunggulan udara dan keunggulan taktis juga,” kata Rasmussen.
“Waktu ada di pihak mereka. Semua ini (melanjutkan perang proksi) semakin menguras tenaga barat. Sayangnya, ini adalah peristiwa yang menyedihkan bagi masyarakat barat. Mereka dibohongi pemimpin mereka sendiri,” tambahnya.
Pameran tersebut pada dasarnya “memalukan bagi dunia barat,” dan menambah penghinaan terhadap puluhan miliar dolar yang telah terbuang sia-sia di Ukraina.
“Bagaimanapun, hal ini pada dasarnya menunjukkan paket bantuan” yang diberikan oleh negara-negara barat tidak akan mengubah hasil perang, dan pada dasarnya hanya akan membuang-buang dana dan, sayangnya, nyawa warga Ukraina dan Rusia,” katanya mengingatkan.
Pameran ini juga merupakan pengingat yang tepat dan tepat waktu bagi barat, teknologi militernya, termasuk Leopard, Abrams, Bradley, bukanlah senjata ajaib yang digembar-gemborkan akan mengubah situasi.
“Peralatan ini terbukti tidak lebih baik, dan seringkali lebih buruk, dibandingkan senjata kita, baik Soviet maupun Rusia, di arena pertempuran,” kata Podberezkin.
“Saya akan sangat menikmati jika melihatnya juga, dan saya pikir saya akan belajar banyak darinya,” kata Rasmussen tentang pameran tersebut.
Ia memperkirakan pameran tersebut akan dikunjungi pengunjung internasional, termasuk individu dari negara-negara yang mengajukan pertanyaan tentang kegunaannya. pembelian peralatan militer barat yang banyak digemari dan mahal vs. perangkat keras buatan Rusia.
Bagaimanapun, pengamat Amerika yakin para insinyur militer dan ilmuwan pertahanan Rusia telah mempelajari peralatan tersebut dengan cermat, menganalisis kemampuan lapis baja, sensor, kemampuan dan peralatan komunikasi dan penargetan, karakteristik interoperabilitasnya, dan lain-lainnya.
“Ada banyak informasi yang mungkin sudah diketahui Rusia. Banyak jenis kemampuan yang sangat rahasia dan sangat sensitif, fusi informasi, sensor lain, kemampuan sensor tambahan lainnya, kemampuan lapis baja aktif mungkin belum diberikan kepada Ukraina juga,” katanya.
“Jadi, akan ada batasan mengenai apa yang dapat ditemukan oleh para insinyur Rusia. Namun hal ini jelas memberikan dasar untuk mengisi beberapa kesenjangan,” lanjutnya.
“Saya yakin para insinyur dan perancang telah berhasil sehingga mereka dapat mengubah dan dengan mudah memodifikasi peralatan Rusia untuk melawan kemampuan apa pun yang belum mereka atasi,” Rasmussen menyimpulkan.
Sejumlah konten kreator, youtuber, dan pegiat medsos barat telah datang ke lokasi pameran, dan menarasikan secara sinis apa yang telah dilakukan barat melalui Ukraina.
Ini fakta yang menunjukkan langkah Rusia memamerkan senjata rampasan NATO yang membekingi Ukraina adalah strategis yang jitu.
Mempertontonkan tank tempur utama M1 Abrams dan Leopard 2 yang ringsek, tak berdaya, dan tampak seperti onggokan besi baja tua, adalah tamparan hebat.
Pemerintah AS dan Inggris telah memutuskan gelontoran bantuan baru senilai US$ 61 miliar dalam bentuk senjata dan finansial ke Ukraina.
Bantuan yang akan semakin membakar Ukraina, mempertaruhkan ribuan nyawa penduduknya, dan kehancuran semakin hebat di Eropa.
Moskow sejak lama telah mendeklarasikan, setiap butir peluru, setiap unit alat perang, dan setiap individu tentara barat yang dikirimkan ke Ukraina akan menjadi target yang sah untuk dihancurkan.
Pameran trofi perang di Victoria Park Moskow benar-benar jadi pertunjukan seru, di saat Ukraina semakin berada di jurang kekalahan strategis.(Setya Krisna Sumarga/Editor Senior Tribun Network)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.