Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Selayang Pandang tentang Transfusi Darah
Inilah penjelasan mengenai transfusi darah. Transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang menerima transfusi.
Editor: Sri Juliati
Oleh: dr. Wahyu Djatmiko, SpPD-KHOM
Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran
Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto
TRIBUNNEWS.COM - Transfusi darah adalah prosedur medis yang dilakukan dengan cara memindahkan darah atau komponen darah dari satu individu ke individu yang lainnya melalui jalur vena.
Prosedur ini sering kali dilakukan untuk menggantikan darah yang hilang akibat berbagai sebab atau untuk mengatasi kondisi medis di mana tubuh tidak mampu memproduksi sel darah tertentu.
Transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kualitas hidup pasien yang menerima transfusi.
Prosedur transfusi darah dimulai dengan penentuan golongan darah. Ada dua penggolongan darah yang lazim dipakai yaitu sistem ABO dan Rhesus.
Pemeriksaan golongan darah dilakukan kepada pasien calon penerima darah dan pendonor.
Uji cocok silang antara golongan darah donor dan pasien merupakan prosedur standar yang wajib dilakukan sebelum prosedur transfusi dilakukan.
Prosedur ini ditujukan untuk mencegah reaksi transfusi yang tidak diinginkan.
Ada beberapa sediaan darah yang dapat ditransfusikan, baik berupa darah lengkap (whole blood) maupun sediaan berupa komponen darah, yaitu sel darah merah (PRC/packed red cell), plasma, dan konsentrat trombosit.
Masing-masing sediaan darah memiliki indikasi pemberian yang berbeda.
Misal, PRC dapat dipilih untuk mengoreksi dengan cepat kadar hemoglobin pasien yang rendah. Berbeda halnya dengan pasien yang mengalami perdarahan akibat kadar trombosit yang rendah, sediaan terpilih adalah konsentrat trombosit.
Meskipun transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa, prosedur ini bukan tanpa risiko. Beberapa risiko yang terkait dengan transfusi adalah reaksi alergi, demam dan risiko reaksi hemolitik yang dapat mengancam jiwa.
Baca juga: Cerita Persalinan Anak Ketiga Jessica Iskandar, Sempat Alami Pendarahan dan Transfusi Darah 1 Liter
Meskipun standar untuk pendonor sudah sedemikian ketat, tetap ada risiko penularan infeksi. Skrining pra donor terkait beberapa virus yang berpotensi ditularkan melalui transfusi merupakan prosedur wajib yang harus dilakukan.
Dari sisi pasien, penting bagi tenaga medis untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pasien sebelum transfusi dilakukan.