Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menyelamatkan Banteng Ketaton

Banteng dimaksud adalah PDI Perjuangan yang memang lambangnya kepala Banteng dalam lingkaran. 

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Menyelamatkan Banteng Ketaton
Ist
I Made Urip, Ketua DPP PDI Perjuangan. 

Oleh: I Made Urip
Ketua DPP PDI Perjuangan

TRIBUNNEWS.COM - Akhir-akhir ini banyak orang berburu Banteng.

Seolah-olah Banteng yang sudah "ketaton" (terluka) ini hendak dilumpuhkan selumpuh-lumpuhnya.

Banteng dimaksud adalah PDI Perjuangan yang memang lambangnya kepala Banteng dalam lingkaran. 

Maklum, Banteng adalah jawara pemilu tiga kali berturut-turut atau "hattrick", yakni pada Pemilu 2014, Pemilu 2019 dan Pemilu 2024.

Bahkan jika ditambah dengan Pemilu 1999, maka PDIP sudah empat kali menjadi jawara pemilu di Indonesia. Itulah mengapa kemudian Banteng menjadi seksi untuk ditumbangkan. 

Teranyar, ada mantan kader PDIP yang mendesak agar Ibu Megawati Soekarnoputri mundur dari jabatan Ketua Umum PDIP. 

Berita Rekomendasi

Dia agaknya alpa bahwa jika ada kader PDIP yang tersangkut masalah hukum, itu merupakan urusan personal atau pribadi yang bersangkutan.

Tak ada sangkut-pautnya dengan partai. Termasuk dengan ketua umum. Konsekuensinya juga harus ditanggung individu yang bersangkutan. 

Yakinlah bahwa PDIP dan Ibu Megawati akan senantiasa taat hukum. Hal ini sudah terbukti sejak PDIP lahir pada 1999, yang merupakan metamorfosis dari PDI yang lahir pada 1973, dan merupakan kelanjutan dari Partai Nasional Indonesia (PNI) yang dilahirkan Bung Karno pada 1927, hingga kini. 

Jangankan sekarang, tahun 1996 saja saat PDI dikuyo-kuyo, Ibu Megawati bersama partai yang dipimpinnya selalu taat hukum, dengan menjunjung tinggi supremasi hukum; dan taat asas, dengan menjunjung tinggi Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.

Orang itu agaknya juga alpa bahwa jabatan ketua umum partai merupakan amanat kongres sebagai forum tertinggi partai. Hanya kongreslah yang berhak mengangkat atau memberhentikan ketua umum partai. Kecuali atas kehendak Ibu Megawati sendiri. 

Agaknya dia juga alpa bahwa PDIP dan Ibu Megawati tak bisa ditekan-tekan. Bahkan seperti pegas, makin kencang ditekan maka akan makin kencang pula pantulannya.

Makin kuat ditekan, maka akan makin kuat pula perlawanannya. 

PDIP dan Ibu Megawati sudah membuktikan itu ketika melawan rezim Orde Baru hingga tumbang dan melahirkan Reformasi 1998.

Saat itu Banteng baru saja ketaton dengan tragedi Kudatuli atau Kerusuhan 27 Juli 1996.

Musuh Bersama

Orang-orang yang hendak mengobok-obok PDIP tersebut marilah kita jadikan "common enemy" atau musuh bersama. Dengan adanya musuh bersama, maka soliditas antar-kader akan meningkat. 

Soliditas itulah yang sekarang ini dan ke depan harus kita jadikan modal utama dalam mempertahankan dan menyelamatkan PDIP, yang saat ini dalam kondisi laiknya Banteng ketaton, dari serangan lawan-lawan politiknya. 

Kita tetap solid dalam menyelenggarakan acara ulang tahun ke-52 PDIP pada Jumat (10/1/2025) esok. Kita jaga dan amankan acara HUT dari gangguan-gangguan pihak eksternal. 

Kita juga tetap solid dalam menyelenggarakan Kongres VI/2025, April mendatang. Kita jaga dan amankan pelaksanaan kongres dari gangguan pihak-pihak eksternal.

Kita mensinyalir ada pihak eksternal yang hendak menguasai PDIP, antara lain dengan mendongkel Ibu Megawati dari kursi Ketua Umum PDIP. 

Semua itu kuncinya adalah soliditas internal partai. Soliditas akan bertambah kuat jika ada musuh bersama. Sebab itu, mari kita jadikan pihak-pihak yang hendak meng-"awut-awut" PDIP, baik eksternal maupun internal, sebagai musuh bersama. 

Musuh bersama PDIP seperti saat rezim Orde Baru berkuasa. Musuh bersama PDIP seperti saat partai ini menjadi semacam oposisi pemerintah pada 2004-2009 dan 2009-2014.

Musuh bersama PDIP seperti saat partainya "wong cilik" ini dikhianati kadernya sendiri menjelang Pilpres 2024. Terbukti PDIP menang pada Pemilu 2014, 2019 dan 2024.

Tak perlu berharap ada pihak eksternal membantu PDIP. Kita harus berdikari, berdikari di atas kaki sendiri seperti yang diajarkan Bung Karno dalam Trisakti. 

Mari kita selamatkan Banteng ketaton ini. Kita solid menggelar acara ulang tahun ke-52 pada 10 Januari esok hari.

Kita solid menyelenggarakan Kongres VI PDIP, April nanti. Kita solid mendukung kepemimpinan Ibu Megawati. 

Sebagai kader tulen dan senior, yang sudah 43 tahun berjuang di partai, dan semua penjenjangan kaderisasi di partai sudah dilalui, serta menjadi salah satu utusan dalam Kongres Luar Biasa (KLB) PDI di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, tahun 1993, saya menyatakan tetap setia membela PDIP dan Ibu Megawati sampai titik darah penghabisan. 

Dirgahayu PDI Perjuangan. Seluruh kader dan pengurus di semua tingkatan solid mendukung PDIP dan Ibu Megawati Soekarnoputri.

 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas