Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Berbagi Cerita Puasa dari Negara Italia
Mahasiswa S2 Jurusan Management Engineering, University of Padua menceritakan pengalaman berpuasa di Vicenza, Italia
Editor: Tiara Shelavie

Oleh: Ridha Bahrul Ulum
Mahasiswa S2 Jurusan Management Engineering, University of Padua
PPI Italia
TRIBUNNEWS.COM - Empat kali berturut-turut saya menjalani Ramadan di perantauan, tiga tahun pertama di Taiwan ketika saya menempuh pendidikan S1 di Cheng Shiu University dan kini beralih ke Tanah Romawi.
Tinggal di sebuah kota yang tak terlalu besar bernama Vicenza, jaraknya kurang lebih sekitar dua jam perjalanan dari Kota Milan, membuat kesan tersendiri saat menunaikan ibadah puasa di tahun ini.
Tahun lalu, saya masih menjalani Ramadan bersama teman-teman sesama perantau di Taiwan.
Kami tinggal di sebuah asrama kampus yang berada di Kota Kaohsiung, kota kedua terbesar di Negeri Formosa.
Pada tiap sudut jalanan, mudah sekali bertemu orang Indonesia karena begitu banyak jumlah diaspora yang merantau di sana.
Bahkan, kami membuat jamaah tarawih sendiri di lobi dasar asrama kami setiap harinya dan tak jarang juga berbuka bersama.
Kenangan lain yang dirindukan adalah adanya warung makan Indonesia yang menjual santapan khas berbagai daerah, mulai dari Jawa, Sunda, hingga Bangka Belitung.
Beranjak menuju peralihan musim dingin ke musim semi pertama selama di Italia, matahari bersinar cukup terik pada siang hari namun udara masih terasa dingin saat malam tiba.
Kegiatan perkuliahan semester genap ini tergolong padat, sebab di beberapa hari perkuliahan banyak dimulai pukul 08.30 CET (Central European Time) dan berakhir beberapa saat usai terbenamnya matahari kisaran pukul 18.30 CET.
Kondisi jalanan di sini tak seramai kota-kota besar di Indonesia, bahkan aktivitas harian perlahan mulai mereda setelah pukul 20.00 waktu setempat.
Kedai makanan, swalayan, coffee shop, dan banyak tempat lain tutup tak terlalu larut malam.
Belanja Kebutuhan di Toko Halal Asia Afrika



Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.