Komikus Medan Gelar Workshop dan Lomba
Rizki mengatakan, dalam melukis wajah yang paling susah ialah mata dan mulut.
Editor: Mohamad Yoenus
Laporan Wartawan Tribun Medan, Nikson Sihombing
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Dinasti Simarmata, siswi kelas tiga Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 10 Medan, tampak duduk santai sambil memegang kertas.
Ia mengguratkan pensilnya ke sebuah kertas. Di tengah aksinya itu, seorang komikus Medan, Rizki Andrian terus memperhatikan dara berusia 18 tahun tersebut, sambari melukis wajah Dina, di Plaza Medan Fair, Sabtu (15/8/2015).
Dina mengatakan datang ke acara workshop dan lomba komik setelah mengetahui infonya lewat sosial media.
Ia menuturkan datang ke acara tersebut karena suka menggambar sekaligus ingin belajar.
Rizki mengatakan, dalam melukis wajah yang paling susah ialah mata dan mulut.
Menurutnya lekukan garis mata dan bentuk garis mulut maupun bibir seseorang domninan berbeda.
Oleh karena susah, maka akan disiasati dengan membuat gambar sketsa terlebih dahulu.
"Kalau akau menggambar, pertama kali membuat gambar sketsa yang bentuknya bulat. Bentuk bulat itu adalah patokan untuk menggambar sebuah kepala manusia," katanya.
"Setelah itu menggambar mata, mulut, hidung. Sesudah selesai maka akan membuat gambar guratan wajah lalu gambar rambut kemudian leher, badan tangan hingga kaki," ujar komikus aliran manga dan realis ini.
Ia menjelaskan semua urutan menggambar itu tidak mutlak karena setiap komikus memiliki konsep dan kebiasaan yang berbeda-beda.
"Kalau dalam melukis yang paling dilihat itu karakter wajah. Dalam pembuatannya maka akan tercermin karakter si pelukis. Apakah hasil gambarnya maskulin ataupu feminin maka akan terlihat di hasil gambarmya," ujar Rizki.
"Kalau gambarnya maskulin maka bisa ditebak bahwa pelukisnya adalah laki-laki dan begitu juga sebaliknya. Namun ada juga orang yang bisa menggambar feminin dan maskulin," katanya. (*)